Guru Merdeka Belajar

 


PERINGATAN Hari Guru Nasional selalu menjadi momen istimewa bagi semua guru di Indonesia. Tahun 2021 yang lalu demikian juga, pasalnya tema yang diusung adalah Bergerak dengan Hati Pulihkan Pendidikan. 

Apalagi pada saat itu, mulai menurunnya kasus covid membuat sekolah mulai dibuka meski terbatas. Pemulihan pendidikan merupakan salah satu agenda penting yang harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi dengan baik. Terlebih saat ini guru dihadapkan upaya pemenuhan kebutuhan dalam implementasi kurikulum Sekolah Penggerak.  Istimewanya, banyak pelajaran didapat selama masa pandemi hingga membuat guru harus mardeka dalam belajar.

Dalam arti, guru merdeka belajar juga adalah guru yang menyadari adanya kebutuhan untuk bersikap adaptif terhadap perubahan sehingga dengan kesadaran dirinya tersebut senantiasa melakukan upaya pengembangan diri. Mungkin hasil kerja keras guru Merdeka Belajar tidak kita rasakan dampaknya satu atau dua tahun ke depan. Tetapi kita harus yakin bahwa sekecil apapun perubahan yang dilakukan akan membawa dampak terhadap kemajuan pendidikan di negara kita tercinta. Dengan demikian, mari bersama-sama menggerakkan energi kita untuk menjadi guru Merdeka Belajar. 

Merdeka yang dikaitkan dengan sebuah proses perjuangan dimasa penjajahan. Dari itu dapat kita simpulkan bahwa merdeka belajar adalah sebuah gagasan yang membebaskan para guru dan siswa dalam menentukan sistem pembelajaran. Tujuan dari merdeka belajar, yakni menciptakan pendidikan yang menyenangkan bagi siswa dan guru karena selama ini pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada aspek pengetahuan daripada aspek keterampilan. 

Ki Hadjar Dewantara memandang pendidikan sebagai pendorong bagi perkembangan siswa, yaitu pendidikan mengajarkan untuk mencapai perubahan dan kebermanfaatan bagi lingkungan sekitar. Merdeka belajar merupakan salah satu bentuk implementasi nilai-nilai pembentuk karakter bangsa dimulai yang dari pembenahan sistem pendidikan dan metode belajar. 

Merdeka belajar menurut Ki Hadjar Dewantara adalah “Mardiika iku jawarnya, nora mung lepasing pangreh, ning uga kuwat kuwasa amandiri pringga” yang memiliki makna bahwa “Merdeka tidak hanya terlepas dari perintah, akan tetapi juga cakap kuat memerintah diri sendiri”. 

Dalam ajaran Ki Hadjar Dewantara, kemerdekaan dalam pendidikan berarti: Tidak hidup terperintah. Berdiri tegak karena kekuatan sendiri. Cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Dengan kata lain tujuan merdeka belajar dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara sesungguhnya adalah menentukan segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik secara manusia ataupun sebagai anggota masyarakat. 

Disamping itu, salah satu komponen yang bisa menumbuhkan self regulated learning adalah e?kasi diri dan motivasi intrinsik (dalam diri). Untuk mencapai murid merdeka ada tiga komponen penting yang perlu dilakukan guru dikelas yaitu melibatkan murid dalam menentukan tujuan, memberikan pilihan cara dan mengajak murid untuk melakukan re?eksi. Untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan maka diperlukan beberapa langkah yang harus dilakukan diantaranya Komitmen tujuan, Mandiri pada cara, dan Melakukan refleksi secara berkala.  Dari konsep merdeka belajar di atas maka merdeka belajar adalah belajar yang diatur sendiri oleh pelajar. Pelajar yang menentukan tujuan, cara dan penilaian belajarnya. 

Dari sudut pandang pengajar, merdeka belajar berarti belajar yang melibatkan murid dalam penentuan tujuan, memberi pilihan cara, dan melakukan re?eksi terhadap proses dan hasil belajar. Sehingga kita dapat memahami bahwa sesungguhnya belajar bukan untuk ujian, tapi untuk mencapai tujuan belajar yang bermakna, belajar bukan dikendalikan pengajar, tapi disepakati bersama antara pengajar dan pelajar. Belajar bukan dengan cara yang seragam, tapi ada diferensiasi cara belajar, belajar bukan hanya menghafal rumus, tapi menalar dan menyelesaikan persoalan. Belajar bukan untuk dinilai pengajar, tapi dinilai bersama untuk membangun kesadaran, dan belajar bukan dinilai oleh besarnya angka, tapi oleh karya yang bermakna.

Dalam kurikulum Sekolah Penggerak cara mendidik guru diarahkan pada pencapaian cita-cita merdeka belajar. Potensi, kemampuan, bakat dan karakter peserta didik secara individual menjadi acuan bagaimana seorang guru mengembangkan sebuah capaian pembelajaran dengan mengusung muatan Profil Pelajar Pancasila. Yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. 

Penggunaan frasa bergerak dengan hati sebagai pilihan tema tentunya juga mengacu konsep merdeka belajar yang pengejawentahan ide-ide pendidikan humanis dari Ki Hajar Dewantara. Saat ini bukan masanya guru hanya mentransfer ilmu pengetahuan. Tetapi harus ada muatan yang dikembangkan di kelas kita. Yaitu bagaimana proses memanusiakan manusia tergambar dalam kegiatan pembelajaran. 

Tak hanya mengejar ketercapaian kompetensi tetapi lebih pada bagaimana menumbuhkan rasa keingintahuan peserta didik terhadap suatu kompetensi serta memfasilitasi peserta didik dengan pengalaman belajar yang menumbuhkembangkan potensi-potensi yang ada pada dirinya. Sebuah pola pikir yang harus dipahami guru versi merdeka belajar adalah guru harus belajar. 

Kesadaran kebutuhan untuk belajar perlu didengung semua pihak. Belajar disini tidak hanya dalam bentuk pendidikan formal tetapi juga melalui program yang saat ini banyak ditawarkan baik pemerintah maupun lembaga yang peduli masalah pendidikan. Salah satu program yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan kepemimpinan pembelajaran adalah Program Guru Penggerak yang diselenggarakan Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud RI. Selain itu masih banyak program yang diluncurkan pemerintah pusat yang ditujukan untuk peningkatan kompetensi. 

Seperti Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak, Festival Pendidik Belajar.id, dan program-program serupa yang bisa memfasilitasi guru untuk mengembangkan diri.  Menggagas guru versi merdeka belajar mungkin akan menuntun kita pada sebuah asumsi tentang betapa bertambah beratnya tugas guru saat ini. Tuntutan dan tekanan terhadap profesionalisme guru semakin bertambah mulai dari tuntutan kurikulum yang harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta kebutuhan industri dalam pendidikan. Tingginya jam pembelajaran yang diampu, tuntutan administrasi baik administrasi pembelajaran maupun administrasi terkait kepegawaian. Tuntutan perubahan kebijakan, isu sosial, teknologi, dan tidak sering juga guru harus membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi peserta didik termasuk orang tuanya. Sehingga seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola diri termasuk penguatan mental dan emosi. Selain itu guru merdeka belajar mutlak untuk melakukan sebuah kolaborasi. Kolaborasi disini tidak saja hanya akan meringankan beban kerjanya namun juga memperluas wawasan dan kecakapannya dalam melakukan pembelajaran.  ***


0 Response to "Guru Merdeka Belajar "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel