Cara Mudah Memahami dan Menerapkan Kurikulum OBE




KURIKULUM berbasis OBE (Outcome Based Education) merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pada capaian pembelajaran sebagai pusat desain kurikulum, bukan sekadar konten materi atau kegiatan pengajaran. Dalam OBE, seluruh elemen pembelajaran—mulai dari rancangan mata kuliah hingga penilaian—dirancang mundur (backward design) agar semua aktivitas dapat mengarah pada hasil akhir yang ingin dicapai. Konsep ini menggeser paradigma tradisional yang lebih menitikberatkan pada input dan proses, menjadi orientasi pada luaran yang terukur dan relevan dengan kebutuhan dunia nyata (Biggs & Tang, 2011; Spady, 1994)

Dalam praktiknya, hal pertama yang paling perlu disiapkan oleh program studi adalah template RPS (Rencana Pembelajaran Semester) yang memenuhi unsur-unsur penting OBE: identitas mata kuliah, kompetensi yang akan dicapai, indikator atau sub-indikator, metode pembelajaran, media, dan instrumen penilaian. RPS tersebut menjadi kerangka kerja agar dosen memiliki panduan jelas dalam menyusun setiap tahap pembelajaran menuju capaian yang diharapkan (LPM UIN SSC, 2024).

Selanjutnya, prodi harus merujuk pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh Kementerian Agama atau kebijakan nasional pendidikan tinggi, yang mencakup dimensi sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus. Kompetensi tersebut kemudian dirumuskan sebagai Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) yang akan menjadi dasar perancangan seluruh kurikulum. Dalam kerangka KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), CPL ini bertindak sebagai tolok ukur bahwa lulusan berada pada level kompetensi yang sesuai dengan jenjangnya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012).

Agar CPL dapat diterjemahkan ke dalam ruang lingkup mata kuliah secara operasional, diperlukan penggunaan kata kerja operasional yang sesuai dengan teori taksonomi Bloom (Anderson & Krathwohl, 2001). Kata kerja seperti “menjelaskan”, “mengidentifikasi”, “menganalisis”, “mendemonstrasikan”, “merancang”, atau “menghasilkan” membantu menjadikan capaian tidak abstrak melainkan dapat diukur. Dengan demikian, CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah) dan sub-CPMK dapat dituliskan dalam bentuk yang konkret dan terukur.

Setiap program studi juga wajib menyusun matriks capaian mata kuliah, yaitu tabel pemetaan yang menunjukkan bagaimana setiap mata kuliah (dan sub-CPMK-nya) berkontribusi terhadap CPL prodi. Matriks ini memastikan bahwa tidak ada aspek kompetensi lulusan yang luput dari pembelajaran serta membantu menghindari duplikasi atau mata kuliah yang tidak relevan.

Dalam struktur RPS berbasis OBE, setiap mata kuliah harus mengambil bagian dalam pencapaian CPL prodi melalui CPMK dan sub-CPMK. CPL yang terdiri dari aspek sikap, pengetahuan, keterampilan umum, dan keterampilan khusus harus diakomodasi dalam CPMK. Dari CPMK tersebut dirinci menjadi sub-CPMK agar dapat diukur secara spesifik dalam aktivitas pembelajaran dan penilaian. Sub-CPMK inilah yang dikorelasikan secara langsung dengan CPL agar terlihat keterkaitan vertikal antar tingkatan kurikulum (Spady, 1994).

Penilaian dalam kurikulum OBE harus dirancang sedari awal dan bersifat komprehensif. Penilaian tidak hanya berupa ujian tengah semester (UTS) atau ujian akhir semester (UAS), tetapi juga penilaian formatif, tugas proyek, portofolio, presentasi, dan penilaian capaian (outcome) sepanjang semester. Penilaian terhadap keluaran mahasiswa menjadi indikator utama bahwa CPL benar-benar dicapai. Dengan mekanisme penilaian yang tepat, dosen dapat memonitor kemajuan mahasiswa dan memberikan umpan balik yang konstruktif (Biggs & Tang, 2011).

Agar penyusunan dan implementasi RPS OBE lebih mudah dipahami oleh dosen baru, pendekatan langkah demi langkah cukup efektif. Mulailah dari menetapkan profil lulusan dan CPL prodi, lalu turunkan ke CPMK dan sub-CPMK setiap mata kuliah dengan kata kerja operasional, kemudian susun metode pembelajaran aktif yang mendukung capaian tersebut, dan terakhir rancang instrumen penilaian yang valid serta reliabel. Dengan urutan ini, proses perancangan kurikulum menjadi sistematis dan tidak membingungkan (Anderson & Krathwohl, 2001).

Keberhasilan penerapan OBE sangat tergantung pada kesadaran bahwa setiap mata kuliah memiliki kontribusi terhadap profil lulusan. Bila dosen memahami bahwa aktivitas pengajaran mereka memang diarahkan untuk mendukung capaian tersebut, maka OBE tidak lagi menjadi beban administrasi semata, melainkan justru menjadi pemandu dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, lulusan yang dihasilkan akan tidak hanya berpengetahuan, tetapi memiliki kompetensi nyata yang dibutuhkan di dunia profesional (Spady, 1994; Biggs & Tang, 2011). ***

 

Daftar Pustaka

Anerson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing: A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives. Longman.

Biggs, J., & Tang, C. (2011). Teaching for quality learning at university (4th ed.). McGraw-Hill Education.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Jakarta: Kemdikbud.

LPM UIN SSC. (2024). Pedoman Penyusunan Kurikulum OBE. UIN Sultan Syarif Kasim. https://lpm.uinssc.ac.id/wp-content/uploads/Pedoman-Penyusunan-Kurikulum-OBE-UIN-SSC.pdf

Spady, W. G. (1994). Outcome-based education: Critical issues and answers. American Association of School Administrators.


Contoh Matriks CPL – CPMK – Sub-CPMK

 

CPL (Capaian Pembelajaran Lulusan)

CPMK (Capaian Pembelajaran Mata Kuliah)

Sub-CPMK (Indikator Pembelajaran)

Metode & Bentuk Penilaian

Sikap: Menunjukkan akhlak mulia, etika akademik, dan sikap profesional dalam kehidupan bermasyarakat (KKNI Level 6).

Mahasiswa mampu menunjukkan sikap jujur, disiplin, dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas akademik.

- Menyelesaikan tugas tepat waktu. - Menaati aturan kelas. - Menghargai pendapat teman saat diskusi.

Observasi sikap, partisipasi kelas, refleksi diri.

Pengetahuan: Menguasai konsep-konsep dasar pendidikan Islam dan teorinya.

Mahasiswa mampu menjelaskan teori komunikasi pendidikan dalam Islam.

- Mengidentifikasi dalil naqli terkait komunikasi pendidikan. - Menjelaskan konsep qawlan ma’rufan dalam pembelajaran.

Tes tulis, UTS, UAS, makalah.

Keterampilan Umum: Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data.

Mahasiswa mampu menganalisis fenomena komunikasi di sekolah berbasis teori pendidikan Islam.

- Mengklasifikasi fenomena komunikasi guru-siswa. - Membuat analisis kasus komunikasi pendidikan.

Studi kasus, presentasi, portofolio.

Keterampilan Khusus: Mampu merancang strategi pembelajaran berbasis nilai-nilai Islam yang moderat.

Mahasiswa mampu merancang model pembelajaran Pendidikan Agama Islam berbasis komunikasi efektif.

- Membuat RPP/lesson plan berbasis nilai Islam. - Mendesain media pembelajaran yang interaktif.

Proyek, presentasi produk, peer review.

 

Contoh RPS Berbasis OBE (1 Pertemuan)

Mata Kuliah: Komunikasi Pendidikan Islam
Semester: 3
SKS: 2
Pertemuan ke-3: Komunikasi Efektif dalam Pendidikan Islam


1. Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Prodi

  • Sikap: Menunjukkan akhlak mulia, etika akademik, dan sikap profesional.
  • Pengetahuan: Menguasai konsep-konsep komunikasi dalam pendidikan Islam.
  • Keterampilan Umum: Mampu mengkomunikasikan gagasan secara lisan dan tulisan.
  • Keterampilan Khusus: Mampu menganalisis praktik komunikasi Islami dalam pembelajaran.

2. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip komunikasi efektif dalam pendidikan Islam serta mengaitkannya dengan dalil naqli dan teori komunikasi modern.


3. Sub-CPMK (Indikator)

  • Mengidentifikasi ayat Al-Qur’an atau hadis yang berkaitan dengan komunikasi Islami.
  • Menjelaskan konsep qawlan ma‘rūfan, qawlan layyinan, qawlan karīman dalam interaksi guru-siswa.
  • Menganalisis contoh kasus komunikasi guru-siswa berdasarkan teori dan dalil.
  • Menyajikan hasil diskusi dalam bentuk presentasi kelompok.

4. Materi Pokok

  • Prinsip komunikasi Islami dalam pendidikan.
  • Teori komunikasi pendidikan menurut Bloom & Anderson.
  • Studi kasus komunikasi guru-siswa di sekolah Islam.

5. Metode Pembelajaran

  • Ceramah interaktif (expository).
  • Diskusi kelompok berbasis studi kasus.
  • Presentasi hasil diskusi.

6. Penilaian

Komponen

Bobot

Bentuk Penilaian

Instrumen

Kehadiran & Partisipasi

10%

Observasi keaktifan

Lembar observasi

Tugas Individu

20%

Ringkasan ayat/hadis

Rubrik penilaian

Diskusi Kelompok

30%

Analisis studi kasus

Rubrik analisis

Presentasi

20%

Penyampaian lisan

Rubrik presentasi

Refleksi

20%

Refleksi tertulis

Jurnal refleksi


7. Luaran Pertemuan

  • Mahasiswa menghasilkan ringkasan dalil naqli tentang komunikasi Islami.
  • Mahasiswa mampu mempresentasikan analisis studi kasus komunikasi guru-siswa berdasarkan teori dan nilai Islam.
  • Mahasiswa menulis refleksi pribadi terkait penerapan komunikasi Islami dalam pembelajaran.

 

 

0 Response to " Cara Mudah Memahami dan Menerapkan Kurikulum OBE"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel