ISTILAH-ISTILAH KOMUNIKASI DALAM AL-QURAN DAN HADIST
Pendahuluan
Dalam al-Quran dan hadits ditemukan cukup banyak istilah- istilah yang terkait dengan ilmu komunikasi. Diarata istilah tersebut adalah lafadz, qaul, kalam, nuthq, naba’, khabar, hiwar, jidal, bayan, tadzkir, tabsyir, indzar, tahridh, wa’adz, dakwah, ta’aruf, tawashi, tabligh, dan irsyad. Makna dari masing- masing kata diatas akan dijelaskan pada saat pembahasan tentang istilah tersebut didalam bab ini.
Penulis mengelompokkan kata-kata tersebut dalam empat kategori yakni : pertama, jenis pesan; kedua, kekuatan pesan; ketiga, metode menyampaikan pesan, dan keempat manfaat pesan. Dari kata-kata diatas yang termasuk dalam jenis pesan adalah lafadz, qaul, kalam, dan nuthq. Naba’, khabar dan hadist masuk dalam kategori kekuatan pesan. Sedangkan hiwar dan jidal, bayan, tadzkir, tabsyir, indzar, wa’adz, dakwah, ta’aruf, tawashi, tabligh, irsyad termasuk metode menyampaikan pesan dengan metode-metode diatas akan berdampak kepada manfaat pesan.
JENIS PESAN
Pesan adalah seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Deddy Mulyana mengatakan bahwa pesan adalah seperangkat symbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan diartikan sebagai amanat yang disampaikan lewat orang lain, perintah atau nasihat yang tidak langsungatau melalui perantara.
1. Pesan verbal
Pesan verbal penulis menemukan paling sedikit ada tiga istilah dalam Al- Qur’an. Tiga istilah itu adalah lafadz, qaul, dan kalimat.
- Lafadz
Makna asal dari kata ‘lafadz’ dalam bahasa Arab adalah melempar. Disebut lafadz karena bunyi yang kita keluarkan dari mulut ibarat bunyi atau symbol yang kita lemparkan dari mulut kita.
Lafadz juga dipahami sebagai pesan paling sederhana yang keluar dari lisan seseorang yang dapat dipahami maknanya.
- Qaul
Dalam bahasa Indonesia, ‘qaul’ diartikan kata. Kata qaul disebutkan 1722 kali dalam Al-Qur’an, 529 kali dalam bentuk qala, 92 dalam bentuk yaqulun, 332 kali dalam bentuk ’qul’, 13 kali dalam bentuk qalu,49 kali dalam bentuk qila, 52 kali dalam bentuk al- qaul, 12 kali dalam bentuk ‘qauluhum’ dan bentuk- bentuk lainnya. Menurut Ibnu Mandzur, ‘qaul’ adalah lafadz yang diucapkan oleh lisan baik maknanya sempurna ataupun tidak. Selain mengandung makna, qaul adalah ucapan yang diucapkan oleh pembicara karena keinginan darinya. Dalil yang memperkuat hal itu adalah QS. Al-An’am ayat 93.
Ayat tersebut menyebutkan bahwa yang menyebabkan orang dikatakan dzalim dan mengada- ngada adalah karena kesengajaan mereka untuk “mengatakan” hal yang mengada- ngada. Qaul yang dimaksud disini adalah kata yang mengandung makna dan keluar dari lisan atas dasar kesengajaan dan kesadaran penuh dari orang yang mengucapkan. Qaul adalah pesan verbal yang sama dengan lafadz atau lebih lengkap dan luas penggunaannya dibandingkan lafadz.
Qaul Dalam Al- Qur’an
Dalam al –Qur’an ditemukan cukup banyak ayat yang menggunakan istilah qaul. Secara umum, qaul yang terdapat dalam al- Qur’an bermakna dan digandeng dengan sifat atau tertentu.
Berikut ini beberapa qaul yang disebutkan dalam al-Qur’an :
a. Qaulan Ma’rufan
Ma’ruf artinya kebaikan dunia maupun akhirat. Ungkapan ini disebutkan empat kali dalam al- Qur’an dengan menampilkan empat peristiwa yang berbeda- beda. Empat ayat itu adalah surah al- Baqarah ayat 235, surah al- Nisa’ ayat 5, surah al- Nisa’ ayat 8, surah al- Ahzab ayat 32.
Surah al- Baqarah ayat 235 memuat perintah Allah agar berkata dengan bahasa yang tidak vulgar untuk meminang wanita yang ditinggal mati suami atau dicerai suaminya.
Yang dimaksud qaulan ma’rufan dalam surah al- Baqarah ayat diatas adalah mengucapkan bahsa sindiran yang tidak menyakiti dan menyinggung perempuan yang masih dalam suasana duka bahwa dia akan meminang perempuan itu setelah selesai iddahnya.
Surah al- Nisa’ ayat 5 merekam tentang peristiwa anak yang belum dewasa atau sudah dewasa tetapi tidak mampu mengelola uang yang ditinggalkan oleh alhi warisnya. Kalau mereka mau mengambil harta mereka yang dititipkan kepada wali mereka, diprediksi harta itu akan habis sia- sia.
Berkata ma’ruf disini artinya mengatakan kepada mereka perkataan yang bijak agar mereka mengerti kenapa harta itu tudak diserahkan langsung kepada mereka tanpa menyinggung perasaan mereka.
Sedangkan dalam surah al- Nisa’ ayat 8 Allah memerintakan untuk berkata ma’ruf kepada family, anak yatim atau orang miskin yang hadir saat pembagian harta warisan. Tujuannya agar mereka tidak tersinggung jika tidak mendapat bagian dari harta yang sedang dibagikan. Adapun dalam surah al- Ahzab ayat 32 Allah memerintakan kepada istri- istri Rasulullah agar berbicara yang pantas, tidak mengundang birahi orang yang mendengarkan.
b. Qaulan Kariman
Qaulan kariman secara bahasa berarti perkataan yang mulia dan berharga. Lawan dari mulia dan berharga adalah murahan dan tidak mempunyai nilai. Ungkapan ini diabadikan oleh al- Qur’an pada surah al- isra’ ayat 23.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa diantara wujud dari qaulan kariman itu adalah berkata lembut, beradab, santun dan menghormati. Al- Alusi mengatakan bahwa qaulan kariman adalah perkataan yang indah tidak bengis. Beliau memberikan contoh bagaimana memanggil ibu dan bapak dengan panggilan yang paling mereka sukai, dan bagaimana memilih kata terindah untuk menjawab panggilan mereka.
c. Qaulan maysuran
Menurut bahasa qaulan maysuran artinya adalah perkataan yang mudah. Maysur adalah isim maf’ul dari yusr yang artinya mudah. Ungkapan ini terdapat dalam surah al- Isra’ ayat 28.
Ayat ini ditempatkan setelah perintah berbuat baik terhadap orang tua, keluarga dekat, orang miskin dan musafir yang memerlukan bantuan , serta setelah larangan untuk bersikap boros.
Berdasakan penafsiran dari Mujahid, ikrimah, dan lainnya, dapat dipahami bahwa qaulan maysuran adalah perkataan yang menyenangkan memberikan haparan kepada orang dan tidak menutup peluang mereka untuk berbuat kebaikan dari kita. Ungkapan itu bisa berbentuk janji yang wajar dan mungkin direalisasikan atau meminta orang agar mendoakan kita diberikan kelapangan rezeki agar mudah membantu mereka dan orang lain.
d. Qaulan Balighan
Ungkapan qaulan balighan secara bahasa berarti perkataan yang sampai kepada maksud, berpengaruh dan membekas kepada jiwa. Ungkapan ini terdapat dalam al- Qur’an surah al- Nisa’ ayat 63.
Ayat ini terkait dengan orang- orang munafik yang telah banyak berkreasi dalam melakukan kejahatan. Kejahan orang munafik yang paling serius dan berdampak kepada lahirnya kejahatan- kejahatanyang lain adalah tidak padunya hati mereka dengan apa yang mereka ucapkan. Ciri utama mereka adalah banyak dusta, suka ingkar janji, tidak amanah dalam menjalankan tugas, sholatnya malas- malasan, lain dilidah lain di hati.
e. Qaulan Layyinan
Ungkapan qaulan layyinan secra bahasa berarti ungkapan yang lemah lembut. Ungkapan ini terdapat dalam al- Qur’an surah Thaha ayat 44. Ayat ini berkisah tentang Musa dan Harun yang diperintahkan Allah untuk berdakwah kepada Firaun. Firaun dengan kerajaannya yang besar dan kuat serta memiliki peradabaan yang tinggi telah membuatnya lupa akan hakikat dirinya. Akhirnya dia menobatkan dirinya sebagai tuhan dan memaksa rakyatnya untuk mengakui dirinya sebagai tuhan. Dia yang menganggap dirinya mampu menentukan nasib manusia, bisa menghidupkan dan mematikan manusia dengan kehendaknya akhirnya berhati sombong, merendahkan dan menghina rakyat.
Sombong adalah salah satu bentuk dari kerasnya hati. Hati yang sombong akan menolak kebenaran yang datang dari orang lain dan merendahkan orang yang ada dihadapannya. Untuk menghadapi hati dalam kondisi seperti ini Allah memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menggunakan strategi qaulan layyinan.
f. Qaulan Sadidan
Ungkapan qaulan sadidan menurut bahasa berarti perkataan yang benar. Ungkapan ini terdapat didua tempat dalam al- Qur’an, yaitu di surah al- nisa’ ayat 9 dan disurah al- Ahzab ayat 70. Dalam surah al- nisa ayat 9. Ayat ini berkaitan dengan peristiwa menjelang kematian, ada orang yang sedang menanti ajal, ada ahli waris, ada yang akan menjadi ahli warisdari yang akan ditinggalkan, dan ada penjenguk. Kepada semuanya Allah memerintahkan mereka untuk bertaqwa kepada- Nya dan mengucapkan perkataan yang benar (qaulan sadidan).
Bagi penjenguk, mengucapkan perkataan yang benar adalah menuntun orang yang sedang menanti ajal untuk bertaubat, mengucapkan kalimat syahadat, berbaik sangka dengan Allah, menuntunnya untuk tidak berwasiat lebih dari sepertiga hartanya. Bentuk qaulan sadidan bagi wali yang akan menerima amanah mengurus anak- anak yang akan ditinggalkan adalah dengan mengatakan dan memperlakukan mreka sebagaimana mereka memperlakukan anak mereka sendiri. Bagi ahli waris yang menyaksikan saat- saat ajal menjemput, bentuk qaulan sadidan adalah dengan tidak membuat khawatir orang yang akan meninggal karena ribut membicarakan harta di hadapannya.
Dalam surah al- Ahzab ayat 70, Allah memerintahkan orang- orang yang beriman untuk mengucapkan perkataan yang benar secara umum.
Kata qaulan sadidan secara umum bermakna perkataan yang tepat dengan kondisi yang ada, seperti menembakan anak panah kesasaran yang dituju. Al- Jazairi mendefinisikan qaulan sadidan dengan dua kata, yaitu shidqan sha-iban, yang benar dan tepat sasaran.
g. Qaulan Tsaqilan
Ungkapan qaulan tsaqilan secara bahasa berarti perkataan yang berat. Ungkapan ini disebutkan dalam al- Qur’an Surah al- Muzzammil ayat 5. Secara umum yang dimaksud qaulan tsaqilah adalah al- Quran, karena didalamnya terkandung tugas- tugas berat bagi rasulullah saw.
Al- Quran dikatakan berat karena baik struktur bahsa maupun maknanya sangat kokoh, isinya tidak ada yang picisan. Al- Quran juga dikatakan berat karena orang yang ingin merenungkan maknanya memerlukan keseriusan dalam mengkajinya, dan nilainya akan bertambah, tidak lapuk dan usang dimakan zaman. Beratnya bobot al- Quran baik dari aspek bahasa maupun isinya membuat kitab ini disebut mengandung mekjiizat.
Qaulan Tsaqilan dalam konteks komunikasi adalah kata kata yang berbobot dan penuh makna, memiliki nilai yang mendalam, memerlukan perenungan untuk memahaminya, dan bertahan lama.
h. Qaulan Adziman
Secara bahasa qaulan adziman artinya perkataan yang besar. Ungkapan ini disebukan oleh Allah swt dalam surah al- Isra’ ayat 40. Kata- kata yang besar maksudnya disini besar kekejiannya, kelancangannya, dan besar kedustaannyadan jauh keluarnya dari hal yang sebenarnya. Ayat ini berkaitan dengan orang- orang arab jahiliyah yang meyakini bahwa malaikat itu merupakan anak perempuan tuhan.
Dalam komunikasi, mengeluarkan pernyataan yang tidak berdasar dan membuat rusak keyakinan seseorang atau bahkan masyarakat adalah termasuk perkataan yang besar. Qaulan Adziman menimbulkan dampak kerusakan yang besar bagi orang yang mengucapkannya dan bagi orang yang menerima atau mengkonsumsinya.
i. Ahsanu Qaulan
Ungkapan ahsanu qaulan secara bahasa artinya perkataan yang paling baik. Ungkapan ini terdapat dalam surah Fushshilat ayat 33. Dalam ayat ini Allah menyebutkan tentang perkataan paling baik yang diucapkan oleh manusia. Perkataan itu adalah seruan untuk beriman kepada Allah, beramal shaleh, dan menyatakan diri sebagai seorang yang tunduk dengan aturan Allah swt.
Orang yang terbiasa mengucapkan kata- kata terbaik dan mendengar kata- kata terbaik berpotensi menjadi manusia yang berkualitas baik.
ü Kalimat
Kalimat dalam bahasa Arab adalah senyawa dari dua unsure, yaitu lafadz dan ifadah. Lafadz sudah disebutkan maknanya dalam kajian sebelumnya, sedangkan ifadah artinya mengandung makna. Jadi kalimat adalah susunan lafadz yang mengandung makna yang sempurna.
Kalimat Dalam Al-Quran
a. Kalimatullah
Kalimatullah artinya kalimat Allah. Istilah ini ditemukan dalam al-quran Surah al-Taubah ayat 40. Yang dimaksud dengan kalimatullah adalah agama Allah, hukum Allah, syariat Allah dan segala hal yang bersumber dari Allah baik perintah maupun larangan. Al- Quran menyatakan bahwa kalimatullah itu tinggi. Ibnu Abbas mengatakan bahwa kalimatullah adalah kalimat tauhid, La ilaha ilallah. Ketinggian kalimatullah itu dijelaskan dalam al- Quran surah al-An’am ayat 115. Ketinggian pada kalimatullah terletak pada shidq dan adilnya. Shidq artinya kebenaran yang tidak perlu penambahan atau pengurangan, sedangkan adil artinya adil dalam menentukan hukum dan keputusannya.
b. Kalimat Alladzina Kafaru
Makna Kalimat Alladzina Kafaru adalah kalimat orang- orang yang mengingkari kebenaran. Ungkapan ini terdapat dalam al- Quran Surah al-Taubah ayat 40.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Kalimat Alladzina Kafaru adalah syirik dan segala sesuatu yang bertentangan dengan kalimatullah
c. Kalimatun sawa’
Kalimatun sawa’ seraca bahasa artinya adalah kalimat yang sama. Imam Thabari mengatakan bahwa Kalimatun sawa’ adalah kalimat yang adil. Kalimat yang adil artinya adalah kalimat yang berdiri ditengah dan disepekati oleh kalangan intelektual yang objektif dari hasil penelitian yang akurat tentang sesuatu. Ungkapan ini terdapat dalam al-Quran surah Ali Imran ayat 64.
Kalimatun sawa’ adalah upaya untuk mencari titik temu sebanyak- banyaknya, karena persamaan jauh lebih banyak dari perbedaan.
d. Kalimat al-kufr
Secara bahasa, kalimat al-Kufr artinya kalimat yang mengandung makna pengingkaran terhadap kebenaran, atau mengandung unsur pelecehan terhadap nilai- nilai kebenaran dan orang- orang yang membawa nilai kebenaran. Ungkapan ini disebukan dalam al-Quran surah al-Taubah ayat 74. Kalimat al-kufr berbeda dengan kalimatullahdzina kafaru, karena kalimat mungkin saja diucapkan oleh orang yang mengaku bahwa dirinya beriman dan tidak mengingkari kebenaran yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, tetapi mereka mengucapkan kata- kata yang mengandung pengingkaran.
e. Kalimat al- taqwa
Menurut bahasa kalimat taqwa artinya kalimat yang berfungsi melindungi. Ungkapan ini disebutkan dalam al-Quran surah al-Fath ayat 26. Para ulama tafsir secara umum mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kalimat al-taqwa adalah kalimat la ilaha ilallah. Kalimat ini berfungsi untuk melindungi orang yang mengucapkannya dari perbuatan syirik, kalimat ini juga melindungi orang dari kehidupan hina di dunia dan akhirat. Kalimat paling baik untuk menyelamatkan diri manusia adalah la ilaha ilallah.
f. Kalimat al- Thayyibah
Secara bahasa Kalimat al- Thayyibah berasal dari kata thaba yang artinya enak, bersih dan tumbuh. Ungkapan ini disebutkan dalam al-Quran surah Ibrahim ayat 24. Ayat ini menjelaskan bahwa kalimat yang baik memiliki pengaruh yang kuat serta menghujam kedalam jiwa, kalimat thayyibah juga enak didengar, tidak kotor, produktif juga menimbulkan semangat orang yang mendengarkannya untuk melakukan apa yang dia dengar atau baca. Kalimat ini berfungsi untuk memotivasi orang melakukan kebaikan dan mencegah mereka melakukan kerusakan.
g. Kalimat al- Khabitsah
Secara bahasa Kalimat al- Khabitsah artinya kalimat yang buruk, jelek, kotor, hina, rusak dan rendah. Ungkapan ini disebutkan dalam al-Quran surah Ibrahim ayat 26. Ayat ini menejelaskan bahwa selain kalimat yang baik ada kalimat yang buruk dan kotor, kalimat ini secara substansi tidak kuat, gampang tercampur dari keyakinan.
KEKUATAN PESAN
Pesan yang dikirim oleh seseorang memiliki pengaruh yang berbeda antara satu dengan yang lain, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. Di antara jenis pesan dalam al-Quran yang memiliki pengaruh luas adalah pesan yang disebut istilah naba’ apakah perintah itu benar atau salah.
1. Naba’
a. Kata naba’ dalam al- Quran
Dalam al-Quran ditemuykan beberapa ayat yang menggunakan kata naba’. Diantara terdapat dalam Qur’an surah al- Naba’ayat 2. Al- Naba’ dalam ayat ini menggunakan alif lam ma’rifah (yang berfungsi untuk menidentifikasi suatu kata) dan diberi kata sifat al-adzim. Surah al-an’am ayat 34 dan 67 diidhafah-kan dengan kata al- mursalin . Surah al- Qasash ayat 3 yaitu Allah menceritakan tentang Musa dan Firaun adalah berita penting yang perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk diambil pelajaran. Surah al- Naml ayat 66 yaitu berita berasal dari burung Hud- Hud yang disampaikan kepada nabi Sulaiman. Surah al-Naml ayat 27, surah al- Hujarat ayat 2.
b. Naba’ dan Urgensi Pesan
Menurut penulis kitab Taj al-Arus, kata naba’ dan khabar memiliki arti yang sama. Tetapi sebagian lain mengatakan bahwa dua kata ini memiliki makna yang berbeda. Al- Manawi umpamanya mengatakan bahwa naba’ adalah khabar yang memiliki manfaat yang besar yang bisa menghasilkan kualitas berita sampai derajat ilmu (akurat) atau ghalabat al-dzann (kemungkinan benarnya lebih besar). Naba’ juga bukan sekedar berita, tetapi berita penting yang akan mendapatkan perhatian luas dari masyarakat.
2. Khabar
Khabar dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan kabar atau berita. Khabar di satu sisi memiliki makna yang sama dengan naba’, tetapi ditempat lain khabar berbeda dengan naba’. Khabar adalah berita yang dipindahkan dari orang lain dan juga bisa bersumber dari diri sendiri dan mengandung dua kemungkinan, benar atau salah.
Dianta ayat yang menggunakan akar kata Khabar adalah surah al- Zalzalah ayat 4. Dalam banyak ayat al-Quran menyatakan bahwa Allah adalah Khabir, dzat yang maha mengetahui. Karena Allah adalah khabir, maka dia adalah sumber berita yang bersumber dari-Nya tidak mungkin diragukan kebenarannya.
3. Hadits
Kata hadits menurut bahasa Arab berarti berita atau baru. Ungkapan ini disebutkan dalam al-Quran dibeberapa tempat, diantaranya di surah al Kahf ayat 6, surah Luqman ayat 6, surah al- Zumar ayat 23, surah al- Najm ayat 59, surah al-Waqi’ah ayat 81, surah al- Qalam ayat 111 dan surah al-Tahrim ayat 3.
Dalam ayat- ayat tersebut kata hadits bisa berarti kabar dari Allah, berita dari rasul, atau perkataan yang bersumber dari manusia biasa.
Dalam Ilmu Musthalah al-Hadits biasa menyebutkan perbedaan antara hadits Rasulullah dan Khabar. Kalau orang yang menyibukkan dirinya untuk menggali informasi dari Rasulullah disebut muhaddits, sedangkan orang yang menggeluti berita sejarah manusia secara umum maka dia disebut akbari.
Shidiq dan Kadzib
Istilah yang tidak bisa dipisahkan dari naba’, khabar dan hadits adalah shidq (benar atau jujur) dan kadzib (dusta). Shidq dan kadzib bisa terjadi pada ketiga- tiga jenis pesan diatas. Hanya berita dari Allah dan Rasul-Nya yang tidak diragukan kebenarannya.
Shidq
Shidq artinya perkataan diterima. Sebab perkataannya diterima adalah karena pernyataan yang dikeluarkan dengan realitasnya sama.
Kadzib
Kadzib artinya adalah lawan dari shiqd yaitu berita yang berasal dari sumber tetapi tudak sesuai dengan kenyataannya yang membuat orang yang mendengarkannya bisa mempercayaainya meskipun kenyataannya adalah salah.
Metode Menyampaikan Pesan
1. Hiwar
Perbedaannya terdapat diantara manusia memiliki sejarah yang panjang. Secara umum manusia sejak lahir sudah berbeda dengan lainnya, baik warna kulit, lidah, tabiat, kemampuan memahami, tingkat intelektualitas, dan lain- lain. Perbedaan manusia tidak hanya dari aspek fisik, tetapi juga perbedaan agama, pendapat, cara pandang, orientasi, dan tujuan hidup.
Al- Razi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perbedaan disini adalah perbedaan dalam agama, akhlak dan tingkah laku.
Hiwar menurut bahasa artinya pembicaraan yang langsung diantara dua orang atau lebih. Hiwar juga berarti bertukar pikiran atau saling mengoreksi dalam pembicaraan. Sedangkan menurut istilah umum adalah diskusi yang belangsung diantara dua orang atau lebih dengan tujuan untuk meluruskan pandangan, menampilkan hujjah, menetapkan kebenaran, menghilangkan syubuhat (keragu- raguan), dan mengembalikan orang yang salah pemahamannya kepada kebenaran.
2. Jidal
Jidal menurut bahasa artinya memintal benang. Kata ini memberikan inspirasi bahwa jidal adalah upaya untuk merajut pendapat- pendapat yang berseberangan seperti merajut benang- benang yang kusut. Kata jidal dengan berbagai jenisnya disebutkan 29 kali dalam al-Quran, satu kali diantaranya disebut dalam ayat dengan kata hiwar. Secara umum kata jidal mengandung makna agak negatif, karena memiliki kecenderungan untuk memenangkan keinginanya bukan untuk mencari kebenaran.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa membantah dengan cara yang baik artinya membantah dengan raut muka yang manis, dengan ucapan yang lembut, dan dengan retorika yang baik.
3. Bayan
Kata bayan dalam berbagai jenisnya disebutkan banyak sekali dalam al-Quran, secara bahasa bayan berarti jelas atau terang. Sedangkan menurut istilah bayan berarti menjelaskan tujuan dengan pilihan kata yang paling tepat. Al-Jurjani mengatakan bahwa bayan artinya menjelaskan maksud kepada orang yang mendengar.
4. Tadzkir
Tadzkir berasal dari kata dzakara yang berarti mengingat. Ketika bangun katanya menjadi dzakkara –tadzkir artinya berubah menjadi mengingat atau memberikan peringatan.
Kata tadzkir dan tadzakkur dalam berbagai bentuknya disebutkan dibeberapa tempat dalam al-Quran , diantaranya terdapat dalam surah Al-An’am ayat 70, al-Ra’d ayat 19, Ibrahim ayt 5, Thaha ayat 44, Fathir ayat 37, Al-Zhumar ayat 9, Ghafir ayat 13, al-Dzariyat ayat 49, al-Nazi’at ayat 35, al-A’la ayat 9 dan 10, al-Ghasyiyah ayat 21 dan al-Fajr ayat 23.
Berdasarkan dari data- data yang dikumpulkan dari ayat al-Quran diatas, maka tadzkir adalah salah satu metode dalam komunikasi yang sangat bermanfaat untuk memberikan peringatan dini kepada manusia agar tidak lupa dengan tujuan hidup yang sebenarnya. Ayat- ayat diatas juga memberikan informasi kepada kita bahwa manusia memiliki kecenderungan lalai mengambil peringatan dini dan lupa dengan hakikat diri, karena itu diperlukan orang yang mengingatkannya.
5. Tabligh
Dasar kata tabligh adalah balagha. Kata ini secara umum berarti selesai, berakhir atau sampai, yang bisa digunakan untuk tempat, massa atau sesuatu yang abstrak. Ketika kata balagha berubah menjadi ballagha artinya berubah menjadi menyampaikan. Dan saat kata ini dihubungkan dengan maksud atau tujuan, maka ballagha berarti upaya dari seseorang pembicara atau pemberi isyarat untuk menyampaikan pesan atau maksud kepada pendengar atau orang yang diajak berkomunikasi.
6. Tabsyir
Diatara metode menyampaikan pesan adalah dengan tabsyir. Tabsyir tabsyir berasal dari kata busyra dan bisyarah yang artinya adalah bahagia atau gembira. Sedangkan kata tabsyir artinya adalah menyampaikan kabar bahagia atau gembira.
Busyra pada dasarnya merupakan pesan khusus buat orang- orang sukses atau orang- orang yang sedang menelusiri jalan- jalan kesuksesan.
Tujuan dari busyra adalah memberikan motivasi kepada orang- orang yang baik agar bertahan dalam kebaikan atau semakin bersemangat meningkatkan kualitas kebaikkannya. Selain ditunjukan kepada orang yang telah sukses atau yang sedang meniti kesuksesan, busyra dalam al-Quran juga digunakan buat orang- orang yang gagal. Tujuannya adalah untuk menjatuhkan mental orang- orang yang sombong dan acuh agar mereka berpikir ulang dengan sikap mereka atau menambah pedih perasaan orang yang mendapatkan azab di akhirat.
7. Indzar
Manusia ditakdirkan memiliki potensi cinta dalam dunia dan cenderung lalai mempersiapkan massa depan akhirat. Salah satu metode untuk menumbuhkan rasa takut kedalam hati manusia adalah dengan indzar. Indzar secara bahasa berarti menyampaikan pesan dengan cara mengingatkan yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa takut dan kehati- hatian, baik untuk diri komunikator maupun komunikan. Metode yang sering dipakai dalam al-Quran untuk menyampaikan’indzar’ diantaranya adalah dengan menampilkan kisah umat sebelum nabi Muhammad yang dibinasakan oleh Allah akibat keingkaran mereka terhadap perintah Allah. Tujuannya untuk mengingatkan manusia agar tidak mengulangi perbuatan generasu terdahulu agar mereka tidak mengalami seperti apa yang telah mereka alami.
8. Ta’aruf
Ta’aruf secara bahasa berasal dari kata ‘arafa yang berarti tahu atau kenal. Tahu atau kenal disini artinya mengetahui dan mengenal sesuatu dengan tanda- tanda yang membuatnya bisa membedakan antara satu dengan lainnya.
Saling mengenal adalah salah satu tuntutan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Tanpa saling mengenal manusia akan kesulitan bahkan tidak mampu mewujudkan jati dirinya selaku makhluk sosial. Dalam kehidupan manusia, saling mengenal atau ta’aruf memerlukan waktu yang panjang, juga memerlukan tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Dalam proses ta’aruf akan jadi saling tukar informasi dan pengalaman. Pada saat itu akan berlangsung proses pengaruh mempengaruhi. Karena itu ta’aruf dengan berbagai elemen harus mendukung elemen utama dari kehidupan yaitu ibadah dan taqwa.
9. Tawashi
Tawashi berasal dari kata wasiat yang artinya bersambung. Seseorang memberi wasiat artinya menyambungkan apa yang diinginkannya kepada orang lain. Maksud wasiad disini adalah menyambungkan dirinya yang akan meninggal dengan orang yang masih hidup, baik dalam bentuk memberikan harta atau pun pesan- pesan yang berharga.
Kata wasiat dalam al-Quran secara umum dapat dikategorikan dalam dua kelompok makna. Kelompok pertama, wasiat dalam arti menyampaikan pesan nerharga dan kedua wasiat dalam arti menyampaikan pesan yang terkait dengan harta.
Bentuk lain dari wasiat adalah tawashi, yaitu saling memberi wasiat kepada sesama. Tawashi adalah salah satu bentuk komunikasi yang menghubungkan orang- orang terdekat dan orang- orang khusus, sehingga terjalin suasana hati yang lebih dekat dan akrab.
10. Nasihat
Nasihat menurut bahasa artinya murni, jernih, bersih dan tanpa noda. Menurut Ibnu Al-Atsir, nasihat adalah untaian kata yang diungkapkan buat orang yang diberi nasihat dengan harapan orang yang diberi nasihat bertambah baik. Sedangkan al-Jurnani membedakan antara nushu dengan nasihat. Menurut beliau, nushu artinya mengikhlaskan atau memurnikan amal dari noda kerusakan. Sedangkan nasihat artinya ajakan yang mengandung kebaikan dan larangan yang mencegah kerusakan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasihat didefinisikan sebagai arahan yang baik; ajaran atau pelajaran baik; anjuran atau petunjuk yang baik.
11. Irsyad
Irsyad berasal dari kata rasyada, artinya mencari petunjuk kejalan yang lurus lawan dari kata sesat. Irsyad artinya proses membantu seseorang dalam mengatasi permasalahan pribadinya dengan mengarahkan dirinya untuk mengatasi masalah dirinya sendiri. Dari dua makna itu, dapat dopahami bahwa irsyad artinya ialah menunjukkan jalan yang lurus dan membimbing orang yang tersesat untuk kembali kejalan yang lurus dengan memaksimalkan potensi yang ada pada orang yang dibimbing.
Irsyad di dunia modern sudah menjadi disiplin ilmu mandiri dan disebut dengan ilmu konseling,. Dalam dunia konseling komunikasi tidak bisa dihindari, karena konseling tidak akan bisa menghindari kontak antara konselor dan kliennya.
12. Wa’dz atau mau’idzah
Al-Jurjani mendefinisikan Wa’dz sebagai al-tadzkir bi al khair fima yariqqu lahu al-qalb (mengingat tentang kebaikan yang membuat hati menjadi lembut.
Pesan terbaik yang disampaikan lewat metode Wa’dz atau mau’idzah adalah tentang amr perintah) Allah dan nahy (larangan) Allah. Wa’dz atau mau’idzah adalah jenis komunikasi yang bertujuan untuk melunakan hati yang mendengarnya. Lunaknya hati terefleksi pada linangan air mata, goncangan dada saat mendengarkan pesan, dan munculnya tekad untuk berubah.
13. Idkhal al-surur
Diantara perintah islam terhadap umatnya adalah perintah membahagiakan orang lain, baik dengan kata maupun perbuatan. Banyak cara untuk membahagiakan sesama, diantaranya dengan mengucapkan selamat atas kesuksesan yang diraih oleh teman, mengucapkan bela sungkawa dan turut berduka atas musibah yang menimpa saudara kita, atau menebar senyuman dan wajah ceria saat bertemu, meringankan beban saudara saat kesusahan, dan lain- lain. ***
0 Response to " ISTILAH-ISTILAH KOMUNIKASI DALAM AL-QURAN DAN HADIST"
Posting Komentar