Alohong (1)


 

ADA Alohong dan ada Lailong. Kalau Lailong artinya sungai yang dalam merupakan sebuah nama pelabuhan rakyat di Desa Makeruh, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis di Pulau Rupat. Letaknya, menghala kedepan dari persimpangan menuju ke Pantai Makeruh nan indah dan terbentang pula dengan kokoh pemandangan Gunung Ledang terlihat jelas dari negeri para Habaib diperkirakan menjadi titik awal masuk Islam di Pulau Rupat.

Pelabuhan Lailong dari dulu dan hingga hari ini masih menjadi pelabuhan rakyat sebagai jalur transportasi laut dengan daerah lain bagi masyarakat Desa Makeruh.

Sedangkan Alohong, hari ini adalah sebuah nama jalan di Desa Sungai Cingam, Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis di Pulau Rupat. Bertulisan hurup rapi sebagai penunjuk nama jalan. Tapi, apakah setiap nama diberi tanpa ada petanda, mengenang atau mewariskan sebuah kisah, cerita besar dibalik nama besarnya.

Benar kata hikmah selalu mengatakan, setiap waktu ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Walaupun belum pernah sampai di daerah bernama aLohong, tapi cuma bisa lewat saja saat perjalanan dari Sungai Cingam ke Desa Makeruh, penulis tertarik mencari tahu dari nama  alohong untuk sebuah jalan di Desa Sungai Cingam. Rupanya benar,  dari penggalan cerita-cerita yang didengar dan penulis lakukan analisis dari alur interaksi pekatnya peradaban  di Selat Morong, Selat Rupat dan Selat Melaka menjadi jalur nafas alasan kenapa Sultan Siak Sri Indrapura menempatkan Suku Akit di kawasan ini. Selain alasan historis dan alasan ekonomi dimana kebiasan Suku Akit merakit kayu di Sungai Siak. Tapi ternyata, alasan paling tepat adalah alasan strategis keamanan laut sehingga ikut memperkuat dan melengkapi kekuatan utama Kerajaan Siak dibawah Komando Datuk Laksamana Raja Dilaut Bukit Batu.


Dari Suku Akit inilah melahirkan  banyak generasi pejuang yang bisa dicatat bahwa Pulau Rupat tidak pernah di jajah dan disinggahi bangsa eropa. Dan kuatnya hubungan Makeruh (negeri para habaib) , putri sembilan dan lainnya sebagai  penyiar keagamaan dan alur keturunan Suku Akit sebagai trah menjalankan amanah Sultan Siak Sri Indrapura melahirkan sosok generaasi anak pulau pemberani bernama Alohong. 

Alohong sebagai anak pulau generasi Suku Akit tentu ikut mendiami, mengawasi dan menjunjung amanah secara turun-temurun dari Sultan Siak Sri indrapura dan ditempatkan di kawasan Selat Morong. Di sepanjang bibir Selat Morong inilah hari ini berdiri sejumlah perkampungan dimulai dari Desa Titi Akar, Hutan Ayu, Hutan Panjang, Gonyeh (Pangkalan Nyirih dan Pangkalan Pinang), Sungai Cingam dan Lohong semuanya menjadi alas kekuatan sejarah  Pulau Rupat.

Dari alas kekuatan sejarah inilah melahirkan generasi anak pulau bernama Alohong, masyhur dengan kerenah rentak zamannya dan ikut.memberi nafas serta bermain dalam arus deras Selat Melaka sebagai alur besar peradaban dunia. Apalagi hubungan antar serumpun  sebagai anak pulau yaitu Rupat, Singapura, Melaka, Johor dan Riau Kepulauan adalah nafas tersendiri tak terpisahkan satu sama lainnya.

Artinya, Alohong tidak hanya sebatas nama jalan, nama dusun, nama pantai yang pasir putihnya menawan. Tapi Alohong adalah generasi pemberani anak pulau bernama Pulau Rupat membuat pulau ini mardeka dari jamahan Protugis, Inggris dan Belanda. Dan bukan pula Pulau Rupat tidak eksotis, kaya rempah atau tidak strategis tapi ada generasi anak pulau menjalankan amanah Sultan yang gagah, petarung, pemberani. Dan disisi lain ada para habaib yang juga menjaga, merawat, menanamakan nilai-nilai keagamaan, ketuhanan serta kemanusian sehingga harmonisasi kehidupan di pulau ini terus terjaga hingga kini dari titik bernama Desa Makeruh.

Dari Bandar atau desa Makeruh inilah perkiraan awal menjadi pintu masuknya Islam di Pulau Rupat dan daerah sekitararnya. Peninggalan situs rumah lama, masjdi dan tempat pemakaman keluarga lama  bisa menjadi bahan kajian menarik selanjutnya. Apalagi di kawasan tepat disebuah tanjung masih daerah Alohong ada perkuburan lama tempat para habaib  dan juga perkuburan lain. Disini juga menjadi temoat peristirahatan terakhir sang generaai pemberani anak pulau termashur dizamannya bernama Alohong. ***

Penulis : Dawami S.Sos M.I.Kom, Dosen IAITF Dumai, Jurnalis Senior Wartawan Utama, Pegiat Lingkar Pojok Literasi.

0 Response to "Alohong (1)"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel