Lingkar Literasi Tafidu dan Tafidu Media



APALAH arti sebuah nama! Adalah William Shakespeare, seorang pujanga terbesar Inggris (26 April 1564-23 April 1616) dengan kata-kata "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet,". Artinya, lebih kurang, “Apalah arti sebuah nama? Andaikata kita memberikan nama lain untuk bunga mawar, ia tetap akan berbau wangi.”

Tak ada yang salah, tapi bagi saya tetap menganut paham yang kedua,  sesuai dengan landasan  “Sesungguhnya, pada hari kiamat nanti, kalian akan dipanggil dengan nama-nama kamu dan nama ayah-ayah kamu; maka buatlah nama yang baik bagi diri kamu.” (H.R. Abu Dawud). Nama adalah sebuah identitas dan nama adalah sebuah doa untuk mewujudkan mimpi dari harapan besar dan menjadi sarana untuk memahami bagaimana orang lain atau lingkungan memandang kita.

Lingkar Literasi Tafidu dan Tafidu Media adalah nama sanjungan untuk elu-eluan kreatifitas, inovasi sebagai tempat permainan alam pikiran dari rasionalitas untuk menyiapkan generasi Islam yang tangguh. Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) Dumai adalah menjadi rumah besar yang tepat bagi calon sang pemimpin, Sabtu (27/3 2021) diresmikan sudah menjadi kekuatan baru berlandaskani nilai akademis, keilmuan dan keislaman untuk berbuat bagi anak bangsa.

Ada Ketua Yayasan IAITF DR Rizal Akbar S.Si, M.Phil, Rektor IAITF Dumai DR Roza’i Akbar MH dan seluruh civitas akademika IAITF Dumai selalu memotivasi dan pembuka jalan. Diretaslah oleh mereka ada Tengku Nasrul Amri alis Ayai, Farid, Windayani, Taufik, Fahmi, Imam. Ari, Fadli, Meldian, Indah, Nurul, Amel, Kesi, Mei, Desri, dua kyai muda IAITF dengan nama sama Deny. 

Kemudian disambut generasi inspirasi di Lingkar Literasi Tafidu, sejak pertemuan pertama, Senin, 8 Februari 2021 ada Dewi Sartika, Nini Nurshima, Nur Hafizah, Lailatul Husna, Shazrima, Nurhafiza, Mutiara, Sharizal Rahman. Dipertemuan kedua, Jumat (12 Maret 2021) ditambah kehadiran ada Rani Elfianti, Seto Bayu Tri Subekti dan Aditya Prayogi. Dan tak ketinggalan, kehadiran kopi hitam penambah inspirasi dari ide-ide baru yang dibuat oleh Danti bersama kawan-kawan di Kantin Kocek Tafidu sehingga menjadi mimpi-mimpi ini menjadi kerja besar bersama. 

Benarlah apa dikatakan Presiden RI, Ir Soekarno atau Bung Karno mengambarkan betapa dahsyatnya pemuda sebagai agen perubahan. Tentunya pemuda yang di maksud adalah pemuda berpikir positif dan berprestasi. Ditangan pemuda, sebuah perubahan bisa terjadi, sebab, daya imajinasi, kreasi dan inovasi senantiasa melekat. “Berikan aku 1.000 orang tua akan aku cabut semeru dari akarnya, tapi berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia” kata Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno.

Sedangkan literasi selalu berevolusi sesuai zamannya. Melek huruf atau dapat membaca dan menulis adalah awal dari namanya. Sedangkan sekarang literasi adalah kemampuan untuk memahami, melibatkan, menggunakan, menganalisis dan mengubah atau memodifikasi teks. Sekarang literasi memiliki banyak variasi seperti, literasi media, literasi digital, literasi komputer, litersi sains, literasi sekolah, dan lain sebagainya. 

Era digital dan milenial, banyak sekali anak muda yang mudah mengakses segala informasi hanya dengan mengandalkan internet. Era sangat canggih ini bisa kita manfaatkan tidak hanya untuk menerima informasi saja, tetapi sebagai generasi milenial yang baik kita harus bisa membuat karya yang mendidik maupun menghibur. Kita bisa menjadikan literasi sebagai budaya anak muda di Indonesia.  ***

*dawami bukitbatu, dosen IAITF dumai & konsultan komunikasi politik, media dan PR


1 Response to "Lingkar Literasi Tafidu dan Tafidu Media "

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel