Studi Kasus Tokoh Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan Islam
GUNA memperkaya pemahaman mahasiswa dalam mata kuliah Kepemimpinan dan Manajemen Pendidikan Islam, perlu dihadirkan tokoh-tokoh ulama dan cendekiawan Islam Melayu-Nusantara yang tak hanya berjasa dalam keilmuan Islam, tetapi juga menunjukkan kapasitas kepemimpinan manajerial dalam membangun sistem pendidikan berbasis nilai-nilai Islam. Berikut beberapa tokoh yang relevan untuk dikaji:
a. Syekh Samsuddin Al-Sumatrani (w. 1040 H / 1630 M)
Syekh Samsuddin dikenal sebagai ulama besar dari Aceh yang menjadikan masjid sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, dakwah, dan pendidikan. Kepemimpinannya dalam membina institusi keilmuan berbasis masjid memperlihatkan manajemen sumber daya keagamaan yang holistik. Tokoh ini sangat layak dikaji karena menjadi pionir dalam mengintegrasikan fungsi ibadah dan pendidikan dalam satu wadah kelembagaan yang efisien. Ia dikebumikan di Kampung Ketek, Melaka, menunjukkan pula jejak intelektualnya di kawasan Selat Melaka.
b. Syekh Abdus Samad Al-Palimbani (1704 M / 1116 H)
Seorang sufi dan penulis produktif yang berasal dari Palembang. Ia merupakan contoh kepemimpinan intelektual dan spiritual yang turut membangun kesadaran pendidikan tasawuf di dunia Melayu. Karya-karyanya memperlihatkan sistematika penyampaian ilmu yang menunjukkan aspek leadership by influence yang kuat. Ia menunjukkan model kepemimpinan transformasional dalam pendidikan spiritual.
c. Syekh Daud bin Abdullah al-Fatani (1740–1847)
Tokoh penting dari Patani yang menjadi rujukan utama dalam pengembangan kurikulum pondok-pondok pesantren tradisional di Asia Tenggara. Ia dikenal sebagai pengelola dan penulis kurikulum keilmuan klasik yang sistematis. Dalam konteks manajemen pendidikan, ia merupakan simbol dari kepemimpinan berbasis kurikulum, tata kelola pengetahuan, serta dokumentasi keilmuan.
d. Raja Ali Haji (1808–1873)
Sebagai seorang ulama, budayawan, dan pemikir Melayu, Raja Ali Haji tidak hanya menulis karya sastra tetapi juga mengembangkan sistem pendidikan yang tertib dan bermoral. Kepemimpinannya dalam menyusun pedoman etika dan moral melalui karya seperti Gurindam Dua Belas menegaskan pentingnya pendidikan karakter dalam manajemen pendidikan Islam. Ia mencerminkan gaya kepemimpinan etis dan kultural.
e. Syed Muhammad Naquib Al-Attas
Sebagai pemikir kontemporer yang menggagas konsep Ta’dib sebagai landasan pendidikan Islam, Al-Attas menekankan pentingnya adab, ilmu, dan integrasi iman dalam manajemen pendidikan. Ia dikenal sebagai penggagas epistemologi Islam modern dan berhasil mendirikan ISTAC (International Institute of Islamic Thought and Civilization), yang dikelola dengan prinsip manajemen pendidikan tinggi berbasis nilai-nilai Islam. Kepemimpinannya menunjukkan model kepemimpinan visioner dan strategis dalam pendidikan Islam modern.
Alasan Dimasukkan ke dalam Kajian Tokoh Kepemimpinan
Kelima tokoh ini menunjukkan karakteristik kepemimpinan manajerial yang khas dalam konteks pendidikan Islam. Mereka relevan dimasukkan dalam kurikulum Prodi Manajemen Pendidikan Islam karena:
Memiliki warisan pemikiran dan sistem pendidikan yang dapat dianalisis dengan pendekatan manajerial.
Menunjukkan dimensi kepemimpinan strategis, spiritual, dan etis dalam pengembangan lembaga pendidikan Islam.
Berperan dalam membentuk budaya kelembagaan Islam yang menekankan adab, ilmu, dan keberlanjutan.
Relevan dengan konteks lokal Melayu-Nusantara, sehingga memperkuat identitas keilmuan dan historis mahasiswa.
Memberikan inspirasi praktis untuk pengelolaan lembaga pendidikan Islam kontemporer yang berkarakter, berbudaya, dan berdaya saing. ***/dawami

0 Response to "Studi Kasus Tokoh Kepemimpinan dalam Manajemen Pendidikan Islam"
Posting Komentar