Panduan Artikel dan Publikasi Ilmiah
Penulisan artikel ilmiah sangat
berkaitan dengan publikasi ilmiah. Publikasi karya tulis ilmiah merupakan
sarana pengakuan keilmuan bagi para penulis artikel ilmiah, khususnya di
kalangan akademisi. Menulis artikel ilmiah cenderung belum dipandang sebagai
suatu hal yang krusial bagi akademisi, terutama mahasiswa di Indonesia. Hanya
segelintir mahasiswa yang peduli dengan penulisan artikel dan publikasi ilmiah
sehingga tingkat produktivitas publikasi ilmiah masih rendah. Apabila keadaan
ini terjadi secara terus menerus, maka kontribusi penulisan artikel ilmiah dan
publikasi ilmiah oleh mahasiswa bagi khasanah ilmu pengetahuan akan jauh
tertinggal.
Artikel ilmiah dan publikasi ilmiah
merupakan topik yang selalu dibicarakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Di
luar negeri, kalangan akademisi berkompetisi untuk menghasilkan ide dan gagasan
melalui artikel ilmiah untuk dapat dipublikasikan agar buah pikiran yang muncul
dapat diketahui secara luas. Mereka menganggap bahwa menulis artikel dan
publikasi ilmiah sebagai suatu hal yang mutlak dilakukan dalam upaya memberikan
kontribusi terbaik untuk ilmu pengetahuan.
Artikel ilmiah merupakan sarana untuk
ilmuwan mempublikasikan hasil penelitian sehingga dapat dimanfaatkan dengan
bijaksana. Selain itu, artikel ilmiah merupakan salah satu cara bagi ilmuwan
untuk dapat berkontribusi secara langsung dalam memberikan solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi. Menulis artikel ilmiah juga memberikan peluang bagi
para ilmuwan untuk mendapatkan masukan dari orang lain dari berbagai negara.
Hal tersebut data membantu ilmuwan dalam mendapat ide baru yang dapat
diimplementasikan untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien dan optimal.
Pemerintah Indonesia mendorong para pelajar untuk berkontribusi memberikan
solusi terhadap permasalahan yang ada, hal ini dapat dilihat dari Surat Edaran
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) nomor 152/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012.
Dalam surat edaran tersebut disampaikan bahwa menulis artikel ilmiah merupakan
syarat untuk lulus program S1, S2, dan S3. Syarat untuk program S1 atau Sarjana
harus menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah. Untuk
program S2 atau Magister, syarat kelulusan harus sudah menghasilkan artikel
ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional dan masuk dalam
Akreditasi DIKTI. Sedangkan persyaratan untuk dapat lulus program S3 atau
Doktor harus sudah menghasilkan artikel ilmiah yang sudah diterima untuk
dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional. Dengan surat edaran tersebut,
mahasiswa harus belajar untuk dapat menuliskan hasil penelitian yang dihasilkan
dalam bentuk artikel ilmiah yang baik sehingga orang lain dapat menilai
validitas hasil penelitian yang telah dilakukan.
BAGAIMANA MEMULAI MENULIS ARTIKEL
ILMIAH ??
Memulai untuk menulis dalam bentuk
Artikel Ilmiah didasarkan pada keinginan untuk menyampaikan gagasan tertentu
dari seorang penulis sebagai akademisi atau peneliti. Artikel ilmiah merupakan
sarana untuk ilmuwan mempublikasian hasil penelitian sehingga dapat
dimanfaatkan dengan bijaksana. Selain itu, artikel ilmiah merupakan salah satu
cara bagi ilmuan untuk dapat berkontribusi secara langsung dalam memberikan
solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Menulis artikel ilmiah juga
memberikan peluang bagi para ilmuan untuk mendapatkan masukan dari orang lain
dari berbagai negara. Hal tersebut data membantu ilmuan dalam mendapat ide baru
yang dapat diimplementasikan untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien dan
optimal.
Salah satu syarat artikel ilmiah yang
baik dan berkualitas harus dapat memberikan manfaat atau kontribusi terhadap
ilmu pengetahuan. Kontribusi yang dimaksud adalah seperti menghasilkan teori
baru atau menyempurnakan teori-teori sebelumnya. Paling tidak, dengan membaca
artikel ilmiah yang sudah dibuat dapat mempengaruhi orang lain untuk menemukan
ide atau gagasan baru sehingga dapat mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan.
Hal semacam ini juga merupakan sebuah kontribusi untuk ilmu pengetahuan.
Berdasarkan dari konten yang ada,
artikel ilmiah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis
tersebut yaitu:
·
Research Articles
Research Articles ialah artikel ilmiah yang memuat tentang informasi ilmu
pengetahuan baru dan telah dipublikasikan pada jurnal, baik itu jurnal nasional
maupun jurnal internasional. Research Articles atau dalam
Bahasa Indonesia disebut sebagai artikel ilmiah menjelaskan tentang hasil riset
yang bersifat baru dan original serta menjelaskan bagaimana metodologi
penelitian yang telah dilakukan, pengolahan data yang digunakan untuk melakukan
penelitian dan penjelasan cara untuk mengambil data serta analisa hasil
penelitian yang sudah dilakukan
·
Review Articles
Review articles berisi tentang tinjauan dari suatu bidang atau subjek dan
rangkuman penelitian yang sudah dilakukan. Review articles biasanya
diberi batas awal dan akhir tahun studi literatur yang diterbitkan. Artikel
jenis ini memiliki kesamaan dengan research article. Kedua artikel
tersebut sama-sama dipublikasi pada peer reviewed jurnal,
tetapi artikel ini merupakan ringkasan dari sub-bidang. Pada artikel ini juga
tidak terdapat subbab metodologi. Untuk memulai penelitian, sebaiknya dilakukan
studi literatur pada review articles terlebih dahulu dan
dilanjutkan pada technical paper. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran secara umum permasalahan yang dihadapi dalam penulisan
artikel ilmiah yang meliputi teknik yang digunakan dan penentuan state
of the art dari suatu penelitian
·
News Articles
News Articles berisi penjelasan dan analisa dari hasil penelitian yang
dilakukan. Sasaran news articles ditujukan untuk orang awam.
Tujuan utama news articles adalah memberikan informasi atau
wawasan yang akurat kepada masyarakat berdasarkan observasi, eksperimen, atau
survei yang telah dilakukan peneliti.
·
Meeting Abstracts and
Proceedings
Artikel abstrak dan prosiding
merupakan jenis artikel ilmiah yang berisi penjelasan original
research yang dipresentasikan pada kegiatan konferensi ilmiah.
Konferensi ilmiah merupakan salah satu kegiatan yang ditujukan untuk para
ilmuan/peneliti untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil dari penelitian
yang telah mereka lakukan.
·
Tesis/Disertasi
Karya tulis ilmiah mahasiswa untuk
menyelesaikan jenjang studi S2 (master) di sebut tesis sedangkan karya tulis
ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (doktor) disebut
disertasi. Tesis dan disertasi memiliki perbedaan dalam hal persentase kontribusi
yang diberikan terhadap penyelesaian permasalahan yang dihadapi. Tesis
mengungkap pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan
sendiri ditemani oleh dosen Pembimbing. Pada tahap ini mahasiswa tidak dituntut
untuk menemukan metode yang baru dan original. Sedangkan disertasi merupakan
hasil penelitian yang bersifat original. Originalitas penelitian dalam
disertasi biasanya terdapat dalam bentuk metode atau model baru yang diterapkan
pada selama proses penelitian yang sedang dilakukan.
Artikel Ilmiah merupakan hasil dari
kristalisasi sebuah kegiatan Penelitian atau Kajian terhadap masalah tertentu,
sehingga penulisan artikel tidak dapat lepas dari aktivitas penelitian. setiap
penelitian yang akan dimulai tentunya diperlukan rancangan dan rencana.
Menyusun rencana penelitian pada saat akan melakukan penelitian dapat membantu
penulis agar tetap pada jalurnya. Rencana penelitian juga dapat digunakan
sebagai pengingat untuk tetap mengikuti proses yang diperlukan. Hal-hal
yang perlu diperhatikan untuk merancang penelitian adalah sebagai berikut:
·
Memilih dan Fokus pada
topik tertentu
Sebelum melakukan penelitian, yang
perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan topik penelitian. Pilihlah
topik penelitian berdasarkan minat dan bakat atau biasa disebut passion kita
pada suatu bidang. Pemilihan topik sesuai dengan minat diharapkan dapat
menghasilkan penelitian yang optimal. Memfokuskan topik penelitian akan
mempermudah dalam melakukan studi literatur dan menemukan state of the
art dari topik yang ditentukan.
·
Membuat draf Proposal
Riset
Untuk melakukan penelitian tidak
diwajibkan untuk membuat proposal penelitian yang bersifat formal. Namun, perlu
dibuat draf rencana penelitian untuk mengatur dan mengarahkan penelitian
sebelum melakukan penelitian lebih lanjut.
·
Membaca dan melakukan
Studi Literatur
Pengumpulan informasi yang berhubungan
dengan penelitian digunakan sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan.
Pelaksanaan studi literatur dapat dilakukan dengan membaca dan membuat catatan
pada jurnal yang sudah dicetak atau dalam bentuk digital. Catatan dapat berupa
ringkasan atau penandaan pada bagian yang penting yang dapat mendukung kegiatan
penelitian yang akan kita lakukan. Hal ini juga akan membantu peneliti untuk
menentukan jumlah dan kualitas sumber yang akan digunakan.
·
Membuat outline
Setelah melakukan studi literatur dan
menentukan topik yang akan dilakukan pada penelitian, langkah selanjutnya
adalah membuat outline atau skema penelitian yang formal. Hal ini berguna untuk
mengatur ide dan menentukan target-target penelitian.
·
Melakukan penelitian
sesuai rancangan yang telah dibuat
Dalam melakukan penelitian, rancangan
penelitian diperlukan untuk memudahkan proses penelitian. Adanya rancangan
penelitian atau outline penelitian yang meliputi hipotesis,
studi literatur, metode penelitian yang akan digunakan, dan penentuan hasil
penelitian dapat mempermudah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.
·
Membuat draf artikel
ilmiah
Draft dapat berguna dalam
tahapan peer review. Dengan adanya draft, penulis dapat meminta
bantuan rekan untuk memberi maÅŸukan pada draf artikel ilmiah yang kita buat.
Dalam proses penulisan artikel ilmiah, ada baiknya diberikan kesempatan kepada
pembimbing untuk memberikan kritik berupa ulasan dan bimbingan. Pembimbing
dapat memberi arahan untuk melakukan eksplorasi pada tahapan lebih lanjut dari
penelitian.
·
Melakukan penataan
artikel
Dalam menulis artikel ilmiah, penerbit
jurnal memiliki standar format tersendiri. Penulis paper harus disiplin
mengikuti format yang telah ditentukan oleh penerbit, seperti: jenis font yang
digunakan, style referensi yang digunakan seperti APA, IEEE
dan MLA, resolusi gambar minimum, kolom yang digunakan untuk penulisan paper,
serta template naskah Jurnal
·
Menulis referensi
Untuk lebih mudah dalam menulis
artikel ilmiah maka sebaiknya penulis mulai membuat daftar referensi pada awal
penulisan. Referensi tersebut merupakan sumber yang digunakan dalam melakukan
penelitian.
·
Melakukan proof
read
Pada tahap akhir penelitian dan
penulisan artikel ilmiah, penulis harus memeriksa kembali tulisan
yang telah dibuat dan merevisi kesalahan atau kekurangan yang diperlukan pada
tulisan. Langkah ini disebut dengan proof read.
·
Mempublikasi artikel
ilmiah
Setelah melakukan penelitian,
menganalisa hasil penelitian, dan menuliskan dalam bentuk artikel ilmiah, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan kapan penulis akan mempublikasi artikel
ilmiah. Hal ini dapat didiskusikan dengan pembimbing atau sesuai dengan saran
kelompok peneliti. Penulis harus merencanakan dengan matang batas akhir untuk
mempublikasi artikel ilmiah, sehingga tidak sampai didahului oleh peneliti lain
yang memiliki ide sama. Apabila hal ini sampai terjadi maka penelitian yang
sudah kita lakukan menjadi tidak berguna. Jadi, sangat penting untuk
merencanakan waktu publikasi artikel ilmiah.
APA ITU SISTEMATIKA PENULISAN ARTIKEL
ILMIAH ??
Penulisan Artikel Ilmiah tidak dapat
sembarang dilakukan, karena terdapat tata aturan dan alur yang harus diikuti
oleh penulis dalam bentuk sistematika. Terdapat suatu fase yang sangat
menentukan arah tujuan penelitian akan dipublikasikan. Fase tersebut adalah
fase pre-writing atau fase pra menulis. Fase ini merupakan
fase yang sangat menentukan. Fondasi tulisan publikasi penelitian kita akan
dimulai pada fase ini. Seperti halnya fondasi suatu gedung yang menentukan
kokoh dan kuatnya bangunan, fondasi jurnal yang baik pun akan membuat jurnal
kita menjadi berkualitas. Sayang sekali jika penelitian yang sudah menghabiskan
dana, tenaga, waktu, dan pikiran terkesan seperti penelitian yang biasa saja
karena tidak dapat dipublikasikan.
Menentukan State of the
Art
Pertanyaan penting harus dipertanyakan
sebelum mengirimkan artikel ilmiah diantaranya adalah, “Bagaimana
caranya supaya jurnal ilmiah kita bisa diterima?” Sebelum kita
menulis, kunci yang pertama dan utama untuk mencapai suatu penelitian yang baik
adalah kita harus tahu state of the art. State of the art merupakan
suatu kesimpulan yang diperoleh melalui penelusuran terhadap informasi tentang
bagaimana kecenderungan penelitian yang sedang marak dilakukan. Kita harus tahu
dimanakah posisi penelitian yang terbaru sekarang ini, kemanakah arah tujuan
penelitian tersebut, dan tahu dimana posisi kita sehingga dapat mencari celah
untuk melakukan penelitian yang berkualitas.
State of the art merupakan bagian yang akan dijual dari artikel
ilmiah. State of the art bagaikan fondasi membangun rumah,
apabila fondasinya kokoh maka rumah juga akan menjadi kuat dan tidak mudah
roboh dan begitu pula sebaliknya. Dengan state of the art yang
kuat maka artikel ilmiah akan bernilai jual tinggi, sehingga kemungkinan
ditolak saat pengiriman jurnal akan sangat kecil. Sebaliknya, apabila state
of the art yang kita ajukan lemah sedangkan bagian artikel ilmiah yang
lain terlihat menakjubkan, maka keseluruhan artikel ilmiah berkualitas buruk
karena tidak memiliki dasar penelitian yang kuat.
Mendapatkan state of the
art yang kuat dan berkualitas baik tidak semudah membalikkan telapak
tangan, karena memerlukan adanya usaha dan kerja keras peneliti. Pada bagian
ini akan dijelaskan secara rinci tentang state of the art mulai
dari pengertian dan penjelasan umum, kriteria dari state of the art,
cara mendapatkan state of the art yang baik, hingga
permasalahan- permasalahan yang biasanya muncul dalam penentuan state
of the art. State of the art didefinisikan sebagai tingkat
pengembangan mencakup pada peralatan, prosedur, proses, teknik, hingga teori
yang dicapai pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari penerapan metodologi
terkini. Penentuan state of the art dapat didasarkan pada tiga
hal, yaitu: data, proses, dan analisis (definisi umum Wikipedia).
Untuk mendapatkan state of the
art yang kuat dalam penulisan artikel ilmiah diperlukan beberapa cara
yang dapat dilakukan yaitu:
1.
Brainstorming adalah teknik kreativitas individu maupun kelompok dimana
dilakukan suatu usaha pemecahan masalah tertentu secara spontan (Wikipedia).
Pada brainstorming kita akan berusaha menemukan ide-ide untuk
penelitian secara sederhana. Penelitian yang masih belum jelas arah dan
tujuannya dapat ditemukan melalui brainstorming. Ide-ide tersebut
dikumpulkan sebanyak-banyaknya tanpa menilai baik buruknya, layak tidaknya,
sehingga diperoleh banyak alternatif ide yang dapat digunakan. Pada brainstorming,
kuantitaslah yang diutamakan.
2.
Free writing adalah tahap yang hampir sama dengan brainstorming.
Hanya saja pada tahap ini ide yang telah diperoleh dituliskan pada lembaran
kertas. Pada tahap ini, ide kasar yang telah ditentukan berdasarkan brainstorming,
disusun secara sederhana apa saja yang akan dibahas dan diteliti pada
penelitian yang akan diajukan. Tidak perlu adanya aturan khusus yang
berbelit-belit karena bagian terpenting adalah ide pokok dari setiap bahasan.
3.
Literature
scanning pada dasarnya adalah
membaca secara cepat literatur-literatur yang terkait dengan penelitian kita.
Kita tidak perlu memahami isi dari literatur yang kita baca, tetapi hanya perlu
tahu inti dari pembahasan literatur tersebut. Semakin banyak kita membaca literatur
yang terkait, maka akan semakin baik karena kita jadi semakin tahu arah dan
celah dari penelitian yang akan dilakukan.
Menetukan Metodologi
Menentukan metodologi yang tepat
membutuhkan pembelajaran dan pengalaman yang banyak. Apabila kita hanya
melakukan penelitian tanpa menggunakan metodologi penelitian, maka penelitian
yang kita lakukan akan tidak terarah dan tidak relevan antara satu bab dengan
bab yang lainnya tanpa adanya ketepatan dan kejelasan metodologi.
Metodologi setidaknya mencakup
beberapa aspek, di antaranya:
·
Waktu pelaksanaan
Menjelaskan secara singkat mulai dari
kapan penelitian dimulai sampai dengan kapan berakhirnya penelitian. Waktu
penelitian harus diatur dan disesuaikan dengan target untuk publikasi ilmiah.
Perlu diingat bahwa suatu artikel ilmiah harus melalui proses review sebelum
dipublikasikan. Apabila waktu pelaksanaan penelitian tidak sesuai yang
dijadwalkan maka target publikasi ilmiah juga tidak tercapai dengan tepat
waktu.
·
Lokasi penelitian
Menjelaskan dengan singkat dimana
penelitian dilakukan, karakteristik tempat penelitian, dan alasan memilih
lokasi tersebut. Pemilihan lokasi atau tempat penelitian harus sesuai dan
selaras dengan tema penelitian. Sehingga, hasil penelitian akan menjawab
permasalahan dalam penelitian. Sama halnya dengan waktu pelaksanaan, menentukan
lokasi penelitian sangat penting dilakukan. Pilihlah lokasi penelitian yang
strategis, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan selama proses penelitian
sehingga tidak memerlukan banyak dana dan tenaga untuk menjangkaunya.
·
Populasi dan sampel
penelitian
Populasi adalah keseluruhan atau sekelompok
objek/subjek yang akan atau telah ditetapkan untuk selanjutnya diteliti.
Populasi dapat berupa mahluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan atau
dapat juga berupa benda dan peristiwa. Sedangkan sampel adalah bagian dari
populasi yang dipilih peneliti dengan teknik tertentu untuk diteliti.
Keuntungan penelitian yang menggunakan sampel adalah dapat menghemat waktu,
tenaga, dan biaya, sehingga penelitian menjadi lebih efektif dan efisien tanpa
mengurangi validitas dan reliabilitas penelitian.
·
Teknik pengambilan
sampel
Teknik pengambilan sampel merupakan
cara yang dipakai dalam penelitian untuk menentukan sampel yang akan diteliti.
Ditinjau dari cara pengambilannya, terdapat dua macam teknik pengambilan sampel
yaitu:
1.
Sampel peluang
(probability sampling) adalah cara pengambilan sampel
dengan tidak beraturan (random) dan tetap
memberikan peluang yang sama kepada populasi untuk dipilih menjadi sampel.
2.
Sampel non-peluang (non-probability
sampling) adalah cara pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang
yang sama kepada populasi untuk dipilih menjadi sampel
Metode Pengumpulan data
Pelaksanaan penelitian tidak bisa
lepas dari proses pengumpulan data. Dari berbagai macam bidang penelitian dari
sosial, teknik, hingga sains, data merupakan bagian yang tak dapat dilupakan.
Tanpa adanya data yang benar dan valid, penelitian hanyalah kegiatan yang
sia-sia, karena kebenaran hasil dari penelitian tidak dapat
dipertanggungjawabkan.
Proses pengumpulan data harus sesuai
dengan rancangan penelitian, sehingga tidak terjadi ketidakesuaian antara
pengambilan data dan proses analisis data. Selain itu, dalam mengumpulkan data,
peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskan dengan
mengacu pada pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah
direncanakan. Proses pengumpulan data bisa menjadi hal yang sangat mudah untuk
dilakukan dalam penelitian karena banyaknya sumber yang tersedia. Akan tetapi,
terkadang pengumpulan data merupakan hal yang tersulit dalam penelitian dan
bahkan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh data
tersebut. Sebagai contoh, data kondisi cuaca dan curah hujan yang tidak
tersedia di manapun. Satu-satunya lembaga yang menyediakan data tersebut adalah
BMKG, dan untuk mendapatkannya kita harus membayar dengan harga yang cukup
tinggi.
Metodologi pengumpulan data yang
pertama adalah metodologi pengumpulan data kualitatif. Pada metodologi ini
terdapat enam jenis metode utama untuk memperoleh data. Yaitu:
1.
Wawancara adalah
percakapan antara dua orang atau lebih, di mana pewawancara memberikan
pertanyaan untuk mendapatkan informasi maupun pernyataan dari responden
(Wikipedia). Terdapat wawancara yang sangat terstruktur dengan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan identik untuk setiap responden,
serta menggunakan urutan yang telah ditentukan sebelumnya. Wawancara jenis ini
adalah wawancara yang sangat ekstrim di mana tidak ada improvisasi sama sekali
pada wawancara tersebut. Sebaliknya, ada pula wawancara yang benar-benar tidak
terstruktur dan hanya seperti percakapan biasa. Akan tetapi, wawancara secara
umum adalah gabungan dari kedua wawancara ekstrim di atas, yaitu terstruktur
tapi dapat mendapatkan informasi lebih dalam pada responden. Cara ini dilakukan
dengan memberikan pertanyaan terbuka, sehingga walaupun masih dalam suatu topik
wawancara yang dilakukan dapat dibuat lebih detail.
2.
Fokus grup mirip dengan
wawancara dimana pewawancara dan responden ditempatkan pada suatu ruangan dan
memahas suatu topik yang disampaikan oleh pewawancara. Perbedaan terbesarnya
adalah pada respondennya, yang mana pada saat wawancara responden hanya berinteraksi
dengan pewawancara sedangkan pada fokus grup responden dapat berinteraksi
dengan responden lainnya. Fokus grup bisa menjadi lebih mahal dan lebih lama
prosesnya karena mengundang beberapa responden secara bersamaan, sehingga dapat
membuat diskusi menjadi susah diatur.
3.
Observasi dapat
dilakukan untuk menilai responden secara lebih objektif. Misalnya, dengan
dilakukan observasi pada kinerja dari responden, pewawancara dapat menilai
kemampuan sebenarnya dari responden. Selain dengan mengevaluasi kinerja atau
perilaku sehari-hari dari responden, observasi dapat dilakukan dengan cara
membaca gerakan-gerakan tubuh dari responden yang mungkin mendeteksi adanya
kebohongan. Observasi dapat dilakukan dengan membuat deskripsi tertulis,
rekaman audio visual, serta mempelajari artefak atau benda sejarah.
4.
Pengumpulan data dengan
menggunakan dokumen, dokumen-dokumen yang dapat digunakan seperti: surat,
diary, dan foto. Dokumen-dokumen tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi kualitatif. Dokumen-dokumen tersebut sangat berguna untuk memahami
filosofi dari suatu organisasi. Dokumen tersebut meliputi, dokumen kebijakan,
surat pernyataan, laporan tahunan, waktu rapat, kode perusahaan, surat-surat,
dan lain-lain. Diary dapat digunakan untuk memperoleh
informasi tentang kejadian-kejadian penting yang terjadi di masa lalu. Diary juga
dapat diberikan kepada partisipan penelitian yang diberi pertanyaan mengenai
suatu isu atau pemikiran mereka mengenai suatu permasalahan. Selain diary tertulis,
ada pula diary audio yang kadang-kadang digunakan untuk
mempermudah penelitian.
5.
Narasi merupakan Cerita
yang disampaikan oleh responden atau percakapan antara dua orang atau lebih
dapat digunakan sebagai data kualitatif. Data yang diperoleh harus sepenuhnya
natural, tidak seperti wawancara ataupun fokus grup. Meskipun begitu, data naratif
dapat diperoleh dari wawancara. Wawancara naratif dimulai dengan pertanyaan
naratif umum yang memancing responden untuk menghubungkan pengalaman hidupnya
pada saat wawancara. Pengalaman- pengalaman yang dapat dikorek keterangannya
dapat berupa penyakit kronis masa lalu, pengalaman yang mengesankan dan/atau
pengalaman yang sangat menyedihkan dan dapat mengubah cara pandangnya. Dengan
menggunakan pengumpulan narasi, data yang berupa cerita dari pengalaman-
pengalaman responden dapat diperoleh dan dapat diteliti untuk mendapatkan suatu
hasil penelitian.
6.
pengumpulan data dengan
kuesioner terbuka, cara yang digunakan mirip dengan metode pengumpulan data
kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Perbedaan utamanya adalah pada metode
kuesioner untuk pengumpulan data kualitatif, disediakan ruang kosong untuk
mengisi jawaban. Sedangkan, pada metode kuantitatif jawaban telah diberikan dan
biasanya merupakan pilihan ganda. Pada kuesioner terbuka, responden dapat
mengisi secara bebas jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh peneliti,
sehingga cara ini termasuk metode pengambilan data kualitataif. Penggunaan
metode kuesioner terbuka biasanya diperuntukkan untuk menyusun petunjuk untuk
wawancara yang sesungguhnya dan fokus grup.
Berbeda dengan metode kualitatif,
metode pengambilan data kuantitatif berbasis numerik. Hasil dari penelitian
direpresentasikan dengan menggunakan angka. Metode pengumpulan data kuantitatif
bergantung pada pengambilan sampel acak dan pengumpulan data secara terstruktur
yang sesuai dengan kategori-kategori respon yang telah ditentukan sebelumnya.
Pada pengumpulan data kuantitatif, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajuan
adalah terstruktur, tetap, dan telah dibuat sebelum melakukan pengambilan data,
sehingga tidak ada improvisasi pada pertanyaan yang akan dilakukan pada
pengambilan data kuantitatif. Pada metode pengambilan data kuantitatif terdapat
tiga metode utama, yaitu wawancara, kuesioner, dan observasi. Ketiga metode
tersebut hampir sama dengan metode yang ada pada pengambilan data kualitatif,
tetapi pendekatan yang dilakukan adalah berbeda. Studi literatur merupakan hal
yang tidak bisa dilewatkan saat akan melakukan penelitian. Studi literatur
dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan membaca sumber referensi yang
berkaitan dengan penelitian. Hal ini akan membuat kita lebih mengerti tentang
topik yang akan kita teliti. Selain itu, dengan studi literatur kita akan tahu
arah penelitian yang sedang berkembang di dunia. Dalam studi literatur, tidak
mungkin kita membaca semua jurnal yang berkaitan dengan penelitian kita. Jurnal
yang berkaitan dengan penelitian kita bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan
jurnal. Kalau membaca banyak jurnal yang berkaitan tentang penelitian kita,
tentu saja wawasan kita akan bertambah.
APA SAJA KONTEN DALAM PENULISAN
ARTIKEL ILMIAH ??
Artikel ilmiah memiliki beberapa
bagian konten yang saling berkaitan dan merupakan sebuah urutan logis dalam
penyampaian gagasan.
Sistematika Penulisan
Judul
Bagian awal dan posisi paling atas
dari artikel ilmiah adalah judul. Judul adalah bagian artikel ilmiah yang
pertama kali dibaca dan merupakan identitas yang mewakili isi dari suatu
artikel ilmiah. Sebuah judul dapat memberikan kesan pertama bagi orang yang
melihatnya. Apabila judul memberikan kesan baik maka orang akan tertarik untuk
membaca dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, judul harus dibuat
sedemikian rupa dengan menggunakan kata-kata yang tepat agar menarik minat
pembaca.
Dalam memilih judul sebaiknya tidak
terlalu panjang, sederhana, singkat, dan mudah dimengerti oleh orang lain yang
ingin membacanya. Judul yang terlalu panjang akan menyebabkan sulit untuk
diingat dan membuat pembaca kurang menangkap isi artikel ilmiah. Judul yang
terlalu singkat tidak menggambarkan isi artikel ilmiah. Buatlah judul yang
sesuai dengan isi, maksud tujuan, dan ruang lingkup artikel ilmiah. Pilihlah
kata-kata yang tepat dan tidak ambigu atau bermakna ganda.
Identitas Penulis
Identitas merupakan salah satu bagian
penting dari artikel ilmiah. Identitas dapat mengungkap siapa yang bertanggung
jawab terhadap artikel ilmiah. Bila hanya satu orang yang menyusun artikel
ilmiah, maka hanya ada satu nama yang dicantumkan. Sedangkan bila artikel
ilmiah disusun secara berkolaborasi maka akan terdapat beberapa nama yang
dicantumkan. Identitas sangat penting bagi peneliti atau penulis artikel ilmiah
karena berkaitan dengan H index. H index merupakan pengukur produktivitas
seseorang dalam menghasilkan artikel ilmiah yang telah dipublikasikan.
Adakalanya, semakin banyak penulis yang terlibat dalam artikel ilmiah maka akan
semakin berbobot isinya. Semakin berbobot artikel ilmiah dan dipublikasikan
pada jurnal internasional, maka akan meningkatkan H-index penulis yang
bersangkutan karena akan semakin banyak peneliti lain yang akan mensitasi
artikel ilmiah yang telah kita tulis. H-index adalah pengukur produktivitas
seseorang dalam menghasilkan artikel ilmiah yang telah dipublikasikan.
Identitas terdiri dari tiga bagian
yaitu: nama, afiliasi, dan alamat email penulis. Letak identitas penulis persis
di bawah judul artikel ilmiah. Nama penulis dicantumkan tanpa disertai gelar
akademik dan dicetak tebal (bold) dengan spasi single di
bawah judul. Jika nama penulis agak panjang maka nama yang boleh disingkat
sebaiknya nama depan atau tengah. Nama bagian belakang penulis usahakan tetap
utuh. Dalam mencantumkan nama penulis, penulis harus konsisten dalam
penggunaannya, karena hal ini akan mempengaruhi key indeks performa yang
dimiliki oleh Penulis tersebut pada suatu indexing jurnal seperti Scopus dan
Google Scholar. Afiliasi atau institusi penulis adalah fakultas dan
kampus/universitas/perguruan tinggi beserta alamatnya. Letaknya afiliasi/institusi
sekitar satu spasi di bawah nama penulis. Sedangkan alamat email penulis
terletak satu spasi di bawah afiliasi penulis. Untuk penulis yang terdiri lebih
dari satu orang, maka alamat email yang dicantumkan cukup penulis pertama saja.
Abstrak
Abstrak berbeda dengan ringkasan,
karena biasanya lebih pendek dari ringkasan. Abstrak biasanya terdiri dari satu
paragraf dan berisi sekitar 200 sampai 300 kata seperti terlihat pada Gambar
3.3. Di dalam abstrak tidak boleh terdapat kutipan, singkatan, tabel, dan
gambar. Abstrak merupakan tulisan singkat yang memberikan penjelasan lengkap
mengenai isi artikel ilmiah. Pada jurnal nasional, abstrak ditulis dalam dua
bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan pada Jurnal
Internasional, Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Abstrak berisi beberapa
hal penting yang mewakili isi artikel ilmiah, yaitu:
1.
Masalah yang diteliti
2.
Metodologi yang
digunakan
3.
Hasil penelitian
4.
Kesimpulan dan saran
Selain judul, abstrak merupakan bagian
dari artikel ilmiah yang sering dibaca dan dapat ditelusuri oleh mereka yang
suka mencari artikel ilmiah melalui media internet. Pada jurnal ilmiah online,
bagian abstrak dan semua bagian lain dari artikel ilmiah dapat dibaca secara
utuh. Akan tetapi, khusus pada jurnal ilmiah online berbayar
hanya bagian abstrak beserta judul dan identitas penulis saja yang masih dapat
dibaca dan di-download.
Kata Kunci/Keywords
Kata kunci merupakan beberapa
kata-kata inti dari artikel ilmiah. Kata kunci (keywords) sebaiknya
ditulis mengacu kepada istilah yang sesuai dengan topik pembahasan artikel
ilmiah, sehingga dapat membantu pembaca untuk memahami isi artikel ilmiah. Kata
kunci berupa kata tunggal (satu suku kata) atau istilah (gabungan beberapa suku
kata). Untuk memilih kata kuci yang baik maka pilihlah kata-kata atau istilah
yang sering disebutkan dan terdapat di dalam judul, abstrak maupun isi artikel
ilmiah.
Pendahuluan (Introduction)
Pendahuluan merupakan bagian artikel
ilmiah yang membawa pembaca atau orang lain untuk memahami permasalahan yang
akan dibahas pada artikel ilmiah secara urut, jelas, dan terperinci. Pada
bagian pendahuluan, penulis atau peneliti dapat mencantumkan kutipan atau
sitasi cukup dengan menggunakan angka atau nama penulis sesuai dengan aturan
sitasi yang digunakan. Hal-hal yang terdapat dalam pendahuluan antara lain
ialah sebagai berikut:
1.
Masalah, Pada bagian ini
diuraikan alasan pemilihan memilih judul artikel, alasan/argumentasi, dan
mengenai hal yang membuat penulis/peneliti tertarik untuk membahas masalah
tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan permasalahan yang akan menjadi fokus
dalam artikel ilmiah tersebut. Agar penelitian fokus dan tidak menyebar kepada
hal-hal yang dianggap tidak penting, maka penting juga untuk memberikan batasan
permasalahan.
2.
Tujuan dan manfaat
Penelitian, adalah Hal-hal yang diuraikan dalam tujuan penelitian sebaiknya
berhubungan dengan judul dan untuk membuktikan teori-teori yang digunakan dalam
penelitian. Hal-hal yang dibahas dalam manfaat penelitian adalah mengenai hasil
penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti, objek penelitian,
masyarakat, dan ilmu pengetahuan
3.
Hipotesis, merupakan
bentuk pernyataan atau jawaban sementara peneliti dari permasalahan yang akan
dibahas karena harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Hipotesis hanya
terdapat pada artikel ilmiah yang menggunakan jenis penelitian kuantitatif.
Tinjauan Pustaka/Kajian Teori
Bagian ini berisi pembahasan tentang
teori dan hasil penelitian yang berkaitan atau mendukung dalam penulisan
artikel ilmiah. Teori dan hasil penelitian dapat berasal dari jurnal nasional
maupun jurnal internasional yang sesuai dengan topik bahasan artikel. Hal ini
bertujuan untuk bisa lebih meyakinkan pembaca agar semakin tertarik membaca
hasil penelitian pada artikel ilmiah. Kajian teori yang digunakan biasanya
merupakan penelitian terdahulu, kajian ilmiah topik tertentu yang
dipublikasikan serta literatur cetak maupun elektornik yang sudah valid dan
terindeks.
Metodologi
Metodologi penelitian adalah tata cara
atau aturan yang digunakan untuk melaksanakan riset atau penelitian. Metodologi
merupakan prosedur penelitian yang tersusun secara sistematis dan ilmiah,
sehingga menjadi aturan yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian. Dalam
artikel ilmiah, bagian metodologi berisi uraian bagaimana proses penelitian
dilaksanakan secara singkat namun harus jelas. Sehingga, pembaca tidak merasa
bosan atau jenuh membaca artikel ilmiah.
Hasil dan Pembahasan (Result
and Discussion)
Hasil dan pembahasan merupakan bagian
terpenting dalam artikel ilmiah. Hal ini disebabkan karena pada bagian ini
dapat dilihat bagaimana kemampuan dan kualitas seorang peneliti dalam
menganalisa data-data penelitian yang diperoleh sebelum diolah menjadi kesimpulan.
Terdapat sebagian jurnal yang menginginkan agar bagian ini dibuat secara
terpisah, ada juga yang meminta dibuat satu bagian, dan ada pula yang
membebaskan dalam penyusunannya. Apabila bagian hasil (result) dan
pembahasan (discussion) dipisah, maka pada bagian hasil (result)
hanya menguraikan hasil penelitian saja baru kemudian pada bagian pembahasan (discussion)
diuraikan tentang pembahasan analisa hasil penelitian. Sedangkan untuk bagian
hasil dan pembahasan (result and discussion) disatukan maka penulis
harus dapat menguraikan secara urut dan jelas agar mudah dipahami.
Sebelum menganalisa hasil penelitian,
semua data yang diperoleh merupakan data mentah sehingga harus diproses
terlebih dahulu. Penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data baik
dengan observasi, wawancara, dan angket harus menyederhanakan data. Proses
penyederhanaan data dapat dilakukan dengan mengelompokan dan menghitungnya
sesuai dengan teknik analisa data yang tepat. Kemudian data-data tersebut
ditampilkan dalam bentuk grafik, gambar, atau tabel, serta dilengkapi dengan
analisa data berupa uraian teks agar mudah dimengerti. Grafik digunakan untuk
menjelaskan data yang cukup banyak dan agak rumit, sedangkan penggunaan tabel
biasanya untuk data yang sedikit dan sederhana.
Dalam bagian ini, peneliti harus
menggunakan cara berfikir yang sistematis agar dapat mendukung kesimpulan yang
akan dibuat. Uraian hasil penelitian, dibuat dengan terstruktur, jelas, dan
terarah agar tidak terjadi pengulangan kalimat atau pembahasan yang membuat
pembaca bingung. Hasil penelitian dapat dibuat dengan kalimat deduktif atau
induktif dan mengacu pada hipotesis penelitian. Pada artikel ilmiah yang
ditulis dalam bahasa Inggris maka hasil penelitian dibuat dengan kalimat past
tense (secara redaksi telah dilakukan).
Untuk jenis penelitian tinjauan
pustaka atau studi literatur, maka peneliti harus dapat menganalisa data-data
secara objektif, sistematis, komprehensif, dan faktual. Walaupun tidak
menggunakan rumus matematika atau statistik, namun tetap dibutuhkan kemampuan
untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Peneliti juga dapat meminta
bantuan rekan atau seseorang yang ahli untuk menyusun hasil penelitian.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan merupakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian. Jumlah kesimpulan harus disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah
yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan artikel ilmiah. Sehingga, pembaca
akan lebih mudah memahami penjelasan dan uraian artikel ilmiah.
Pada dasarnya, kesimpulan berisi
ringkasan dari artikel yang telah diuraikan pada bagian hasil atau pembahasan.
Sehingga, bagian kesimpulan harus ditulis secara ringkas dan jelas. Namun,
bentuk uraian dideskripsikan dalam bentuk kalimat-kalimat dan bukan
angka-angka, grafik, dan tabel seperti pada bagian hasil. Hal lainnya yang juga
perlu diuraikan dalam artikel ilmiah adalah saran. Saran dibuat berdasarkan isi
yang diuraikan pada bagian hasil dan analisis serta sejalan dengan kesimpulan.
Bagian saran biasanya berisi rekomendasi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya atau rekomendasi untuk pihak lain yang berkepentingan dengan hasil
penelitian.
Penghargaan (Acknowledgment)
Penulis dan peneliti yang baik akan
selalu menghargai siapa saja yang telah memberikan bantuan dalam penelitian.
Bentuk penghargaan tersebut disampaikan pada bagian penghargaan. Penghargaan
atau acknowledgment adalah suatu bentuk ucapan terima kasih
kepada perorangan atau institusi yang telah memberikan bantuan terhadap
pelaksanaan penelitian dan penyusunan artikel ilmiah. Selain sebagai bentuk
apresiasi, penghargaan merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti atas
bantuan yang diterima. Bentuk bantuan meliputi moril dan materil seperti
saran-saran, pemeriksaan tata bahasa (khususnya artikel ilmiah berbahasa
Inggris), membantu proses pengumpulan dan analisa data, dana penelitian, sarana
penunjang penelitian dan lain-lain.
Pada penulisan artikel ilmiah, bagian
penghargaan (acknowledgment) tidak harus selalu dicantumkan. Penulisan
bagian ini didasarkan pada seberapa pentingnya bantuan yang diberikan. Semakin
penting dan berharga suatu bantuan maka akan mendapat prioritas untuk
dicantumkan. Bentuk bantuan yang biasanya dicantumkan pada bagian penghargaan
adalah dana hibah penelitian (research grant),
Dengan mencantumkan penghargaan pada
artikel ilmiah maka akan memberikan keuntungan. Bagi peneliti, mencantumkan
bagian penghargaan akan memudahkan apabila ingin mendapat bantuan selanjutnya
di masa yang akan datang. Sedangkan bagi pemberi bantuan, dengan pencantuman
nama atau instansinya akan mendapatkan kebanggan karena telah ikut
berpartisipasi dalam penelitian dan senang karena bantuan mereka bermanfaat
bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Apabila kita mendapat bantuan dana
penelitian (research grant), maka tulislah nama institusi dan nomor
kontrak perjanjiannya. Uraian pada bagian penghargaan ditulis dengan bahasa
formal tapi tidak berlebihan. Setelah itu, jangan lupa untuk mengkonfirmasi
kepada yang bersangkutan bahwa namanya dicantumkan dalam bagian penghargaan
artikel ilmiah.
Referensi
Referensi adalah bagian yang berisi
sumber rujukan atau sumber acuan yang dipakai penulis untuk mengutip literatur
sebagai bahan artikel ilmiah. Hal ini sangat bermanfaat dalam penyusunan
artikel ilmiah untuk menghindari plagiarisme atau dianggap plagiat. Semua
sumber yang disitasi harus dicantumkan pada bagian referensi dan begitu pula
sebaliknya.
MENGAPA ARTIKEL ILMIAH PERLU UNTUK
DIPUBLIKASIKAN ??
Suatu penelitian belum dapat dikatakan
sempurna sebelum dipublikasikan. Tanpa dilakukan publikasi, hasil penelitian
tidak akan diketahui orang lain. Ide atau pemikiran selamanya hanya akan
berdiam disudut otak kita jika tidak kita utarakan. Penelitian akan menjadi
sia-sia karena khalayak tidak akan dapat mengambil manfaat dari penelitian
tersebut. Dengan mengutarakan pikiran, maka ide tak hanya menjadi ide. Ide
dapat berubah menjadi suatu karya ataupun inspirasi bagi datangnya ide lain
yang lebih kreatif dan bermanfaat untuk pencetus ide maupun bagi orang-orang
yang mendengar ide tersebut.
Artikel ilmiah dan penelitian, memang
merupakan dua hal yang erat kaitannya satu sama lain. Terlepas dari prioritas
para ilmuwan yang meneliti karena ingin menghasilkan artikel ilmiah
sebagai output dari penelitian yang dilakukannya. Penelitian
maupun artikel ilmiah dikatakan berkualitas jika bermanfaat bagi khalayak,
memberikan kontribusi bagi dunia ilmiah, dan yang pasti adalah orisinal.
Orisinalitas sangat penting karena penelitian dilakukan terhadap hal yang belum
pernah diamati atau ditemukan dan dianalisa secara mendalam.
Menentukan Media
Publikasi
Menentukan target jurnal adalah
pekerjaan yang terlihat ringan namun sejatinya tugas inilah yang akan menjadi
awal penentu kelangsungan publikasi artikel ilmiah. Ketepatan dalam memasang
targetpun menjadi hal yang sangat penting. Jangan sampai artikel ilmiah gagal
dipublikasikan hanya karena target yang terlalu tinggi atau hanya karena topik
artikel ilmiah yang tidak sesuai dengan cakupan topik jurnal.
Terdapat banyak jurnal di dunia ini,
namun tidak semua jurnal adalah jurnal ilmiah. Penggolongan jenis-jenis jurnal
ini tercakup ke dalam suatu struktur yang dikenal dengan hirarki jurnal
Publikasi. Jurnal dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
·
Popular
Jurnal populer merupakan jurnal
berkala yang mengandung artikel-artikel bertema umum, biasanya tanpa
mencantumkan referensi maupun daftar pustaka. Contoh: Majalah Time, People, dan
lain-lain.
·
Trade
Jurnal dagang/industri meliputi trend
pada industri, praktek dan opini-opini seputar sektor bisnis dan dunia perdagangan.
Contoh: Logistic Today, Commercial Carrier Journal.
·
Scholarly/Academic
Jurnal akademik merupakan jurnal
berkala yang berisi artikel-artikel hasil penelitian maupun observasi yang
ditulis dengan terperinci dengan analisa mendalam oleh sivitas akademika.
Pembacanya terbatas pada bidang terkait saja dan biasanya disertai dengan
catatan kaki dan/atau daftar pustaka. Contoh: Journal od Archaelogical Science,
dan lain-lain.
·
Refereed/Peer-reviewed
Jurnal yang menerbitkan
artikel-artikel yang sudah ditelaah dan disunting oleh serangkaian proses reviewing yang
dilakukan oleh para pakar di bidangnya. Artikel inilah yang menjadi fokus.
Contoh: Nature, Journal of Materials Processing Technology, American Journal of
Sociology, dan lain-lain.
Kehati-hatian perlu ditingkatkan dalam
memilih jurnal dan penerbit untuk mempublikasikan artikel ilmiah. Penulis harus
menelusuri asal usul suatu jurnal dan penerbit dari jurnal untuk terhindar dari
jurnal atau penerbit predator. Apakah itu jurnal atau penerbit predator? Predatory
journal atau jurnal predator atau biasa juga dikenal dengan
istilah open- access publisher adalah jurnal atau penerbit
yang secara tidak profesional mengambil keuntungan dari artikel-artikel ilmiah
yang diunggah kepadanya.
Berdasarkan cakupan wilayahnya, jurnal
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal nasional dan jurnal internasional.
Dalam menentukan jurnal target, penulis harus mempertimbangkan jenis jurnal
tersebut, nasional maupun internasional.
Jurnal Nasional
Di Indonesia perkembangan jurnal
nasional menunjukkan angka yang sangat tinggi. Menjelang akhir tahun 2009
tercatat terdapat sekitar 2100 jurnal berkategori ilmiah. Jurnal- jurnal ini
tidak semuanya terakreditasi, hanya sekitar 245 jurnal yang telah terakreditasi
oleh DIKTI (PDII-LIPI, 2009) dan 135 jurnal yang terakreditasi oleh LIPI
(PDII-LIPI, 2009). Meskipun perkembangannya tidak sebesar jurnal internasional,
namun angka-angka di atas menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Pada jurnal
ilmiah nasional terdapat kriteria-kriteria tertentu yang mana dapat ditelusuri
sehingga penulis tidak salah menentukan jurnal yang ingin dituju.
1.
Memiliki International
Standard of Serial Number (ISSN). Setiap jurnal ilmiah nasional harus mempunyai
ISSN sebagai tanda bahwa jurnal tersebut telah terdaftar. ISSN adalah Serial
Number yang diberikan oleh ISSD (International Standard Data System) yang bertempat
di Paris, Prancis.
2.
Menampung hasil-hasil
penelitian ilmiah maupun konsep ilmiah dalam bidang tertentu. Kriteria ini
menunjukan bahwa setiap jurnal hanya fokus pada suatu bidang tertentu. Pada
bidang tersebut dapat diajukan peneitian maupun konsep ilmiah yang sesuai
dengan bidang yang ditawarkan.
3.
Ditujukan kepada yang
memiliki disiplin keilmuan yang relevan. Jurnal ilmiah nasional ditujukan pada
peneliti yang mempunyai disiplin ilmu relevan terhadap bidang yang ditawarkan
oleh jurnal tersebut.
4.
Substansi satu masalah
dalam satu bidang ilmu. Jurnal ilmiah harus fokus mengenai suatu masalah, dalam
bidang keilmuan tertentu.
5.
Memenuhi kaidah
penulisan ilmiah yang utuh. Tata cara penulisan jurnal ilmiah yang digunakan
pada suatu jurnal ilmiah nasional harus memenuhi kaidah penulisan ilmiah yang
utuh yaitu: rumusan masalah, pemecahan masalah, dasar teori, kesimpulan, dan
daftar pustaka.
6.
Diterbitkan oleh Badan
Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya. Jurnal ilmiah nasional
harus diterbitkan oleh penerbit yang terpercaya seperti: Badan Ilmiah,
Organisasi, dan Perguruan tinggi. Apabila tidak diterbitkan oleh penerbit yang
terpercaya ada kemunginan jurnal tersebut tidak valid.
7.
Memakai Bahasa Indonesia
dan/atau bahasa Inggris dengan abstrak dalam bahasa Indonesia. Bahasa yang
digunakan pada penulisan jurnal nasional dapat menggunakan bahasa Indonesia
maupun bahasa Inggris. Akan tetapi, pada abstrak harus disertakan abstrak dengan
bahasa Indonesia. Sebagai contoh, dalam jurnal JIKI Fasilkom UI, bahasa yang
digunakan pada jurnal keseluruhan adalah bahasa Inggris, tapi pada abstrak
terdapat abstrak berbahasa Inggris dan abstrak berbahasa Indonesia.
8.
Memiliki Dewan Redaksi
yang terdiri dari para ahli di bidangnya. Sebelum diterbitkan, artikel ilmiah
harus di-review terlebih dahulu. Untuk melakukan review dibutuhkan ahli-ahli
yang fokus di bidang yang bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan dewan redaksi
(reviewer) yang ahli sehingga kualitas dari jurnal yang akan dipublikasikan
akan tetap terjaga.
9.
Diedarkan secara
Nasional. Kriteria yang terakhir adalah peredaran jurnal secara nasional.
Jurnal ilmiah nasional harus diedarkan, akan tetapi peredarannya hanya mencakup
dalam negeri saja, tidak sampai ke luar negeri.
Jurnal Internasional
Jurnal internasional yang ada sangat
banyak, terdiri dari berbagai fokus dan peringkat. Walaupun banyak
jurnal-jurnal internasional yang ada, namun banyak yang tidak diakui.
Jurnal-jurnal tersebut sebaiknya dihindari karena tidak memenuhi kriteria yang
disyaratkan. Berikut adalah kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh jurnal
internasional berdasarkan DIKTI.
1.
Jurnal memiliki ISSN.
Sama seperi jurnal nasional, jurnal internasional juga harus mempunyai ISSN,
sehingga jurnal tersebut memang ada dan benar-benar terdaftar di lembaga
internasional.
2.
Jurnal memiliki Digital
Object Identifier (DOI). DOI adalah alat digital yang digunakan untuk
mengidentidfikasi secara unik, misalnya dokumen.
3.
Jurnal memiliki indeks
yang dapat ditelusuri keabsahannya. Jurnal internasional harus terindeks pada
salah satu lembaga pengindeks jurnal seperti: Thomson and Router dan Scopus.
4.
Jurnal memiliki catatan
sitasi yang dapat ditelusuri keabsahannya. Jurnal internasional harus
menyediakan informasi dari sitasi-sitasi yang pernah dilakukan terhadap artikel
ilmiah yang ada pada jurnal internasional, dimana informasi-informasi tersebut
harus bisa ditelusuri keabsahannya.
5.
Jurnal diterbitkan oleh
penerbit ternama di level internasional. Penerbit dari jurnal internasional
haruslah diakui secara internasional.
6.
Jurnal diterbikan oleh
editor ternama dibidangnya. Editor dari jurnal internasional juga harus yang
kompeten di bidangnya masing- masing.
7.
Jurnal diterbitkan
setelah melalui proses review oleh reviewer ternama
di bidangnya. Apabila jurnal tidak melalui proses review, sudah
bisa dipastikan jurnal tersebut adalah jurnal predator yang harus dihindari.
Selain itu, reviewer dari jurnal internasional haruslah reviewer yang
kompeten di bidangnya, sehingga kualitas dari jurnal dapat
dipertanggungjawabkan.
8.
Tercatat di Perpustakaan
Nasional Indonesia atau Perpustakaan Internasional lainnya. Artikel ditulis
dalam bahasa Inggris, bahasa resmi PBB, atau bahasa internasional utama
lainnya.
9.
Jurnal bukan jurnal
bunga rampai, atau dengan kata lain jurnal tersebut spesifik di bidangnya.
Serupa dengan jurnal nasional, bidang yang disediakan pada jurnal internasional
haruslah spesifik.
10.
Dapat ditelusuri secara
online. Dewasa ini penggunaan Internet sudah sangat marak, sehingga untuk
jurnal internasional, keberadaannya harus dapat ditelusuri secara online.
Apabila penulis ingin mengirimkan
hasil penelitian ke jurnal, sudah barang tentu harus memperkirakan kualitas
dari artikel ilmiah dan peringkat/kualitas dari jurnal target publikasi. Jika
kualitas/peringkat dari jurnal target publikasi sangat tinggi dan kualitas dari
penelitian tidak terlalu baik, sudah pasti artikel ilmiah akan ditolak.
Sebaliknya, apabila jurnal publikasi yang dituju mempunyai peringkat yang
rendah, sementara artikel ilmiah mempunyai kualitas yang baik, itu akan menjadi
sangat disayangkan karena sama saja seperti membeli sesuatu barang kurang
berkualitas dengan harga yang tinggi. Oleh karena itu, setiap penulis harus
berhati-hati dalam menentukan jurnal target publikasi dari segi peringkat.
Oleh: Magistyo Purboyo Priambodo, S.E., M.E.
0 Response to "Panduan Artikel dan Publikasi Ilmiah"
Posting Komentar