Panduan Artikel dan Publikasi Ilmiah


Penulisan artikel ilmiah sangat berkaitan dengan publikasi ilmiah. Publikasi karya tulis ilmiah merupakan sarana pengakuan keilmuan bagi para penulis artikel ilmiah, khususnya di kalangan akademisi. Menulis artikel ilmiah cenderung belum dipandang sebagai suatu hal yang krusial bagi akademisi, terutama mahasiswa di Indonesia. Hanya segelintir mahasiswa yang peduli dengan penulisan artikel dan publikasi ilmiah sehingga tingkat produktivitas publikasi ilmiah masih rendah. Apabila keadaan ini terjadi secara terus menerus, maka kontribusi penulisan artikel ilmiah dan publikasi ilmiah oleh mahasiswa bagi khasanah ilmu pengetahuan akan jauh tertinggal.

Artikel ilmiah dan publikasi ilmiah merupakan topik yang selalu dibicarakan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Di luar negeri, kalangan akademisi berkompetisi untuk menghasilkan ide dan gagasan melalui artikel ilmiah untuk dapat dipublikasikan agar buah pikiran yang muncul dapat diketahui secara luas. Mereka menganggap bahwa menulis artikel dan publikasi ilmiah sebagai suatu hal yang mutlak dilakukan dalam upaya memberikan kontribusi terbaik untuk ilmu pengetahuan.

Artikel ilmiah merupakan sarana untuk ilmuwan mempublikasikan hasil penelitian sehingga dapat dimanfaatkan dengan bijaksana. Selain itu, artikel ilmiah merupakan salah satu cara bagi ilmuwan untuk dapat berkontribusi secara langsung dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Menulis artikel ilmiah juga memberikan peluang bagi para ilmuwan untuk mendapatkan masukan dari orang lain dari berbagai negara. Hal tersebut data membantu ilmuwan dalam mendapat ide baru yang dapat diimplementasikan untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien dan optimal. Pemerintah Indonesia mendorong para pelajar untuk berkontribusi memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada, hal ini dapat dilihat dari Surat Edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) nomor 152/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012. Dalam surat edaran tersebut disampaikan bahwa menulis artikel ilmiah merupakan syarat untuk lulus program S1, S2, dan S3. Syarat untuk program S1 atau Sarjana harus menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah. Untuk program S2 atau Magister, syarat kelulusan harus sudah menghasilkan artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah nasional dan masuk dalam Akreditasi DIKTI. Sedangkan persyaratan untuk dapat lulus program S3 atau Doktor harus sudah menghasilkan artikel ilmiah yang sudah diterima untuk dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional. Dengan surat edaran tersebut, mahasiswa harus belajar untuk dapat menuliskan hasil penelitian yang dihasilkan dalam bentuk artikel ilmiah yang baik sehingga orang lain dapat menilai validitas hasil penelitian yang telah dilakukan.

BAGAIMANA MEMULAI MENULIS ARTIKEL ILMIAH ??

Memulai untuk menulis dalam bentuk Artikel Ilmiah didasarkan pada keinginan untuk menyampaikan gagasan tertentu dari seorang penulis sebagai akademisi atau peneliti. Artikel ilmiah merupakan sarana untuk ilmuwan mempublikasian hasil penelitian sehingga dapat dimanfaatkan dengan bijaksana. Selain itu, artikel ilmiah merupakan salah satu cara bagi ilmuan untuk dapat berkontribusi secara langsung dalam memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Menulis artikel ilmiah juga memberikan peluang bagi para ilmuan untuk mendapatkan masukan dari orang lain dari berbagai negara. Hal tersebut data membantu ilmuan dalam mendapat ide baru yang dapat diimplementasikan untuk menghasilkan solusi yang lebih efisien dan optimal.

Salah satu syarat artikel ilmiah yang baik dan berkualitas harus dapat memberikan manfaat atau kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Kontribusi yang dimaksud adalah seperti menghasilkan teori baru atau menyempurnakan teori-teori sebelumnya. Paling tidak, dengan membaca artikel ilmiah yang sudah dibuat dapat mempengaruhi orang lain untuk menemukan ide atau gagasan baru sehingga dapat mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan. Hal semacam ini juga merupakan sebuah kontribusi untuk ilmu pengetahuan.

Berdasarkan dari konten yang ada, artikel ilmiah dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.  Jenis-jenis tersebut yaitu:

·         Research Articles

Research Articles ialah artikel ilmiah yang memuat tentang informasi ilmu pengetahuan baru dan telah dipublikasikan pada jurnal, baik itu jurnal nasional maupun jurnal internasional. Research Articles atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai artikel ilmiah menjelaskan tentang hasil riset yang bersifat baru dan original serta menjelaskan bagaimana metodologi penelitian yang telah dilakukan, pengolahan data yang digunakan untuk melakukan penelitian dan penjelasan cara untuk mengambil data serta analisa hasil penelitian yang sudah dilakukan

·         Review Articles

Review articles berisi tentang tinjauan dari suatu bidang atau subjek dan rangkuman penelitian yang sudah dilakukan. Review articles biasanya diberi batas awal dan akhir tahun studi literatur yang diterbitkan. Artikel jenis ini memiliki kesamaan dengan research article. Kedua artikel tersebut sama-sama dipublikasi pada peer reviewed jurnal, tetapi artikel ini merupakan ringkasan dari sub-bidang. Pada artikel ini juga tidak terdapat subbab metodologi. Untuk memulai penelitian, sebaiknya dilakukan studi literatur pada review articles terlebih dahulu dan dilanjutkan pada technical paper. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara umum permasalahan yang dihadapi dalam penulisan artikel ilmiah yang meliputi teknik yang digunakan dan penentuan state of the art dari suatu penelitian

·         News Articles

News Articles berisi penjelasan dan analisa dari hasil penelitian yang dilakukan. Sasaran news articles ditujukan untuk orang awam. Tujuan utama news articles adalah memberikan informasi atau wawasan yang akurat kepada masyarakat berdasarkan observasi, eksperimen, atau survei yang telah dilakukan peneliti.

·         Meeting Abstracts and Proceedings

Artikel abstrak dan prosiding merupakan jenis artikel ilmiah yang berisi penjelasan original research yang dipresentasikan pada kegiatan konferensi ilmiah. Konferensi ilmiah merupakan salah satu kegiatan yang ditujukan untuk para ilmuan/peneliti untuk berdiskusi dan mempresentasikan hasil dari penelitian yang telah mereka lakukan.

·         Tesis/Disertasi

Karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S2 (master) di sebut tesis sedangkan karya tulis ilmiah mahasiswa untuk menyelesaikan jenjang studi S3 (doktor) disebut disertasi. Tesis dan disertasi memiliki perbedaan dalam hal persentase kontribusi yang diberikan terhadap penyelesaian permasalahan yang dihadapi. Tesis mengungkap pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan sendiri ditemani oleh dosen Pembimbing. Pada tahap ini mahasiswa tidak dituntut untuk menemukan metode yang baru dan original. Sedangkan disertasi merupakan hasil penelitian yang bersifat original. Originalitas penelitian dalam disertasi biasanya terdapat dalam bentuk metode atau model baru yang diterapkan pada selama proses penelitian yang sedang dilakukan.

Artikel Ilmiah merupakan hasil dari kristalisasi sebuah kegiatan Penelitian atau Kajian terhadap masalah tertentu, sehingga penulisan artikel tidak dapat lepas dari aktivitas penelitian. setiap penelitian yang akan dimulai tentunya diperlukan rancangan dan rencana. Menyusun rencana penelitian pada saat akan melakukan penelitian dapat membantu penulis agar tetap pada jalurnya. Rencana penelitian juga dapat digunakan sebagai pengingat untuk tetap mengikuti proses yang diperlukanHal-hal yang perlu diperhatikan untuk merancang penelitian adalah sebagai berikut:

·         Memilih dan Fokus pada topik tertentu

Sebelum melakukan penelitian, yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan topik penelitian. Pilihlah topik penelitian berdasarkan minat dan bakat atau biasa disebut passion kita pada suatu bidang. Pemilihan topik sesuai dengan minat diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang optimal. Memfokuskan topik penelitian akan mempermudah dalam melakukan studi literatur dan menemukan state of the art dari topik yang ditentukan.

·         Membuat draf Proposal Riset

Untuk melakukan penelitian tidak diwajibkan untuk membuat proposal penelitian yang bersifat formal. Namun, perlu dibuat draf rencana penelitian untuk mengatur dan mengarahkan penelitian sebelum melakukan penelitian lebih lanjut.

·         Membaca dan melakukan Studi Literatur

Pengumpulan informasi yang berhubungan dengan penelitian digunakan sebagai dasar penelitian yang akan dilakukan. Pelaksanaan studi literatur dapat dilakukan dengan membaca dan membuat catatan pada jurnal yang sudah dicetak atau dalam bentuk digital. Catatan dapat berupa ringkasan atau penandaan pada bagian yang penting yang dapat mendukung kegiatan penelitian yang akan kita lakukan. Hal ini juga akan membantu peneliti untuk menentukan jumlah dan kualitas sumber yang akan digunakan.

·         Membuat outline

Setelah melakukan studi literatur dan menentukan topik yang akan dilakukan pada penelitian, langkah selanjutnya adalah membuat outline atau skema penelitian yang formal. Hal ini berguna untuk mengatur ide dan menentukan target-target penelitian.

·         Melakukan penelitian sesuai rancangan yang telah dibuat

Dalam melakukan penelitian, rancangan penelitian diperlukan untuk memudahkan proses penelitian. Adanya rancangan penelitian atau outline penelitian yang meliputi hipotesis, studi literatur, metode penelitian yang akan digunakan, dan penentuan hasil penelitian dapat mempermudah pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

·         Membuat draf artikel ilmiah

Draft dapat berguna dalam tahapan peer review. Dengan adanya draft, penulis dapat meminta bantuan rekan untuk memberi maÅŸukan pada draf artikel ilmiah yang kita buat. Dalam proses penulisan artikel ilmiah, ada baiknya diberikan kesempatan kepada pembimbing untuk memberikan kritik berupa ulasan dan bimbingan. Pembimbing dapat memberi arahan untuk melakukan eksplorasi pada tahapan lebih lanjut dari penelitian.

·         Melakukan penataan artikel

Dalam menulis artikel ilmiah, penerbit jurnal memiliki standar format tersendiri. Penulis paper harus disiplin mengikuti format yang telah ditentukan oleh penerbit, seperti: jenis font yang digunakan, style referensi yang digunakan seperti APA, IEEE dan MLA, resolusi gambar minimum, kolom yang digunakan untuk penulisan paper, serta template naskah Jurnal

·         Menulis referensi

Untuk lebih mudah dalam menulis artikel ilmiah maka sebaiknya penulis mulai membuat daftar referensi pada awal penulisan. Referensi tersebut merupakan sumber yang digunakan dalam melakukan penelitian.

·         Melakukan proof read

Pada tahap akhir penelitian dan penulisan artikel ilmiahpenulis harus memeriksa kembali tulisan yang telah dibuat dan merevisi kesalahan atau kekurangan yang diperlukan pada tulisan. Langkah ini disebut dengan proof read.

·         Mempublikasi artikel ilmiah

Setelah melakukan penelitian, menganalisa hasil penelitian, dan menuliskan dalam bentuk artikel ilmiah, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kapan penulis akan mempublikasi artikel ilmiah. Hal ini dapat didiskusikan dengan pembimbing atau sesuai dengan saran kelompok peneliti. Penulis harus merencanakan dengan matang batas akhir untuk mempublikasi artikel ilmiah, sehingga tidak sampai didahului oleh peneliti lain yang memiliki ide sama. Apabila hal ini sampai terjadi maka penelitian yang sudah kita lakukan menjadi tidak berguna. Jadi, sangat penting untuk merencanakan waktu publikasi artikel ilmiah.

APA ITU SISTEMATIKA PENULISAN ARTIKEL ILMIAH ??

Penulisan Artikel Ilmiah tidak dapat sembarang dilakukan, karena terdapat tata aturan dan alur yang harus diikuti oleh penulis dalam bentuk sistematika. Terdapat suatu fase yang sangat menentukan arah tujuan penelitian akan dipublikasikan. Fase tersebut adalah fase pre-writing atau fase pra menulis. Fase ini merupakan fase yang sangat menentukan. Fondasi tulisan publikasi penelitian kita akan dimulai pada fase ini. Seperti halnya fondasi suatu gedung yang menentukan kokoh dan kuatnya bangunan, fondasi jurnal yang baik pun akan membuat jurnal kita menjadi berkualitas. Sayang sekali jika penelitian yang sudah menghabiskan dana, tenaga, waktu, dan pikiran terkesan seperti penelitian yang biasa saja karena tidak dapat dipublikasikan.

Menentukan State of the Art

Pertanyaan penting harus dipertanyakan sebelum mengirimkan artikel ilmiah diantaranya adalah, “Bagaimana caranya supaya jurnal ilmiah kita bisa diterima?” Sebelum kita menulis, kunci yang pertama dan utama untuk mencapai suatu penelitian yang baik adalah kita harus tahu state of the art. State of the art merupakan suatu kesimpulan yang diperoleh melalui penelusuran terhadap informasi tentang bagaimana kecenderungan penelitian yang sedang marak dilakukan. Kita harus tahu dimanakah posisi penelitian yang terbaru sekarang ini, kemanakah arah tujuan penelitian tersebut, dan tahu dimana posisi kita sehingga dapat mencari celah untuk melakukan penelitian yang berkualitas.

State of the art merupakan bagian yang akan dijual dari artikel ilmiah. State of the art bagaikan fondasi membangun rumah, apabila fondasinya kokoh maka rumah juga akan menjadi kuat dan tidak mudah roboh dan begitu pula sebaliknya. Dengan state of the art yang kuat maka artikel ilmiah akan bernilai jual tinggi, sehingga kemungkinan ditolak saat pengiriman jurnal akan sangat kecil. Sebaliknya, apabila state of the art yang kita ajukan lemah sedangkan bagian artikel ilmiah yang lain terlihat menakjubkan, maka keseluruhan artikel ilmiah berkualitas buruk karena tidak memiliki dasar penelitian yang kuat.

Mendapatkan state of the art yang kuat dan berkualitas baik tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena memerlukan adanya usaha dan kerja keras peneliti. Pada bagian ini akan dijelaskan secara rinci tentang state of the art mulai dari pengertian dan penjelasan umum, kriteria dari state of the art, cara mendapatkan state of the art yang baik, hingga permasalahan- permasalahan yang biasanya muncul dalam penentuan state of the artState of the art didefinisikan sebagai tingkat pengembangan mencakup pada peralatan, prosedur, proses, teknik, hingga teori yang dicapai pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari penerapan metodologi terkini. Penentuan state of the art dapat didasarkan pada tiga hal, yaitu: data, proses, dan analisis (definisi umum Wikipedia).

Untuk mendapatkan state of the art yang kuat dalam penulisan artikel ilmiah diperlukan beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:

1.      Brainstorming adalah teknik kreativitas individu maupun kelompok dimana dilakukan suatu usaha pemecahan masalah tertentu secara spontan (Wikipedia). Pada brainstorming kita akan berusaha menemukan ide-ide untuk penelitian secara sederhana. Penelitian yang masih belum jelas arah dan tujuannya dapat ditemukan melalui brainstorming. Ide-ide tersebut dikumpulkan sebanyak-banyaknya tanpa menilai baik buruknya, layak tidaknya, sehingga diperoleh banyak alternatif ide yang dapat digunakan. Pada brainstorming, kuantitaslah yang diutamakan.

2.      Free writing adalah tahap yang hampir sama dengan brainstorming. Hanya saja pada tahap ini ide yang telah diperoleh dituliskan pada lembaran kertas. Pada tahap ini, ide kasar yang telah ditentukan berdasarkan brainstorming, disusun secara sederhana apa saja yang akan dibahas dan diteliti pada penelitian yang akan diajukan. Tidak perlu adanya aturan khusus yang berbelit-belit karena bagian terpenting adalah ide pokok dari setiap bahasan.

3.      Literature scanning pada dasarnya adalah membaca secara cepat literatur-literatur yang terkait dengan penelitian kita. Kita tidak perlu memahami isi dari literatur yang kita baca, tetapi hanya perlu tahu inti dari pembahasan literatur tersebut. Semakin banyak kita membaca literatur yang terkait, maka akan semakin baik karena kita jadi semakin tahu arah dan celah dari penelitian yang akan dilakukan.

Menetukan Metodologi

Menentukan metodologi yang tepat membutuhkan pembelajaran dan pengalaman yang banyak. Apabila kita hanya melakukan penelitian tanpa menggunakan metodologi penelitian, maka penelitian yang kita lakukan akan tidak terarah dan tidak relevan antara satu bab dengan bab yang lainnya tanpa adanya ketepatan dan kejelasan metodologi.

Metodologi setidaknya mencakup beberapa aspek, di antaranya:

·         Waktu pelaksanaan

Menjelaskan secara singkat mulai dari kapan penelitian dimulai sampai dengan kapan berakhirnya penelitian. Waktu penelitian harus diatur dan disesuaikan dengan target untuk publikasi ilmiah. Perlu diingat bahwa suatu artikel ilmiah harus melalui proses review sebelum dipublikasikan. Apabila waktu pelaksanaan penelitian tidak sesuai yang dijadwalkan maka target publikasi ilmiah juga tidak tercapai dengan tepat waktu.

·         Lokasi penelitian

Menjelaskan dengan singkat dimana penelitian dilakukan, karakteristik tempat penelitian, dan alasan memilih lokasi tersebut. Pemilihan lokasi atau tempat penelitian harus sesuai dan selaras dengan tema penelitian. Sehingga, hasil penelitian akan menjawab permasalahan dalam penelitian. Sama halnya dengan waktu pelaksanaan, menentukan lokasi penelitian sangat penting dilakukan. Pilihlah lokasi penelitian yang strategis, sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan selama proses penelitian sehingga tidak memerlukan banyak dana dan tenaga untuk menjangkaunya.

·         Populasi dan sampel penelitian

Populasi adalah keseluruhan atau sekelompok objek/subjek yang akan atau telah ditetapkan untuk selanjutnya diteliti. Populasi dapat berupa mahluk hidup seperti manusia, hewan, dan tumbuhan atau dapat juga berupa benda dan peristiwa. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih peneliti dengan teknik tertentu untuk diteliti. Keuntungan penelitian yang menggunakan sampel adalah dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya, sehingga penelitian menjadi lebih efektif dan efisien tanpa mengurangi validitas dan reliabilitas penelitian.

·         Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan cara yang dipakai dalam penelitian untuk menentukan sampel yang akan diteliti. Ditinjau dari cara pengambilannya, terdapat dua macam teknik pengambilan sampel yaitu:

1.      Sampel peluang (probability sampling) adalah  cara  pengambilan  sampel  dengan  tidak  beraturan (random) dan tetap memberikan peluang yang sama kepada populasi untuk dipilih menjadi sampel.

2.      Sampel non-peluang (non-probability sampling) adalah cara pengambilan sampel dengan tidak memberikan peluang yang sama kepada populasi untuk dipilih menjadi sampel

Metode Pengumpulan data

Pelaksanaan penelitian tidak bisa lepas dari proses pengumpulan data. Dari berbagai macam bidang penelitian dari sosial, teknik, hingga sains, data merupakan bagian yang tak dapat dilupakan. Tanpa adanya data yang benar dan valid, penelitian hanyalah kegiatan yang sia-sia, karena kebenaran hasil dari penelitian tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Proses pengumpulan data harus sesuai dengan rancangan penelitian, sehingga tidak terjadi ketidakesuaian antara pengambilan data dan proses analisis data. Selain itu, dalam mengumpulkan data, peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah dirumuskan dengan mengacu pada pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah direncanakan. Proses pengumpulan data bisa menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan dalam penelitian karena banyaknya sumber yang tersedia. Akan tetapi, terkadang pengumpulan data merupakan hal yang tersulit dalam penelitian dan bahkan harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk memperoleh data tersebut. Sebagai contoh, data kondisi cuaca dan curah hujan yang tidak tersedia di manapun. Satu-satunya lembaga yang menyediakan data tersebut adalah BMKG, dan untuk mendapatkannya kita harus membayar dengan harga yang cukup tinggi.

Metodologi pengumpulan data yang pertama adalah metodologi pengumpulan data kualitatif. Pada metodologi ini terdapat enam jenis metode utama untuk memperoleh data. Yaitu:

1.      Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih, di mana pewawancara memberikan pertanyaan untuk mendapatkan informasi maupun pernyataan dari responden (Wikipedia). Terdapat wawancara yang sangat terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan dan identik untuk setiap responden, serta menggunakan urutan yang telah ditentukan sebelumnya. Wawancara jenis ini adalah wawancara yang sangat ekstrim di mana tidak ada improvisasi sama sekali pada wawancara tersebut. Sebaliknya, ada pula wawancara yang benar-benar tidak terstruktur dan hanya seperti percakapan biasa. Akan tetapi, wawancara secara umum adalah gabungan dari kedua wawancara ekstrim di atas, yaitu terstruktur tapi dapat mendapatkan informasi lebih dalam pada responden. Cara ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka, sehingga walaupun masih dalam suatu topik wawancara yang dilakukan dapat dibuat lebih detail.

2.      Fokus grup mirip dengan wawancara dimana pewawancara dan responden ditempatkan pada suatu ruangan dan memahas suatu topik yang disampaikan oleh pewawancara. Perbedaan terbesarnya adalah pada respondennya, yang mana pada saat wawancara responden hanya berinteraksi dengan pewawancara sedangkan pada fokus grup responden dapat berinteraksi dengan responden lainnya. Fokus grup bisa menjadi lebih mahal dan lebih lama prosesnya karena mengundang beberapa responden secara bersamaan, sehingga dapat membuat diskusi menjadi susah diatur.

3.      Observasi dapat dilakukan untuk menilai responden secara lebih objektif. Misalnya, dengan dilakukan observasi pada kinerja dari responden, pewawancara dapat menilai kemampuan sebenarnya dari responden. Selain dengan mengevaluasi kinerja atau perilaku sehari-hari dari responden, observasi dapat dilakukan dengan cara membaca gerakan-gerakan tubuh dari responden yang mungkin mendeteksi adanya kebohongan. Observasi dapat dilakukan dengan membuat deskripsi tertulis, rekaman audio visual, serta mempelajari artefak atau benda sejarah.

4.      Pengumpulan data dengan menggunakan dokumen, dokumen-dokumen yang dapat digunakan seperti: surat, diary, dan foto. Dokumen-dokumen tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan informasi kualitatif. Dokumen-dokumen tersebut sangat berguna untuk memahami filosofi dari suatu organisasi. Dokumen tersebut meliputi, dokumen kebijakan, surat pernyataan, laporan tahunan, waktu rapat, kode perusahaan, surat-surat, dan lain-lain. Diary dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang kejadian-kejadian penting yang terjadi di masa lalu. Diary juga dapat diberikan kepada partisipan penelitian yang diberi pertanyaan mengenai suatu isu atau pemikiran mereka mengenai suatu permasalahan. Selain diary tertulis, ada pula diary audio yang kadang-kadang digunakan untuk mempermudah penelitian.

5.      Narasi merupakan Cerita yang disampaikan oleh responden atau percakapan antara dua orang atau lebih dapat digunakan sebagai data kualitatif. Data yang diperoleh harus sepenuhnya natural, tidak seperti wawancara ataupun fokus grup. Meskipun begitu, data naratif dapat diperoleh dari wawancara. Wawancara naratif dimulai dengan pertanyaan naratif umum yang memancing responden untuk menghubungkan pengalaman hidupnya pada saat wawancara. Pengalaman- pengalaman yang dapat dikorek keterangannya dapat berupa penyakit kronis masa lalu, pengalaman yang mengesankan dan/atau pengalaman yang sangat menyedihkan dan dapat mengubah cara pandangnya. Dengan menggunakan pengumpulan narasi, data yang berupa cerita dari pengalaman- pengalaman responden dapat diperoleh dan dapat diteliti untuk mendapatkan suatu hasil penelitian.

6.      pengumpulan data dengan kuesioner terbuka, cara yang digunakan mirip dengan metode pengumpulan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Perbedaan utamanya adalah pada metode kuesioner untuk pengumpulan data kualitatif, disediakan ruang kosong untuk mengisi jawaban. Sedangkan, pada metode kuantitatif jawaban telah diberikan dan biasanya merupakan pilihan ganda. Pada kuesioner terbuka, responden dapat mengisi secara bebas jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh peneliti, sehingga cara ini termasuk metode pengambilan data kualitataif. Penggunaan metode kuesioner terbuka biasanya diperuntukkan untuk menyusun petunjuk untuk wawancara yang sesungguhnya dan fokus grup.

Berbeda dengan metode kualitatif, metode pengambilan data kuantitatif berbasis numerik. Hasil dari penelitian direpresentasikan dengan menggunakan angka. Metode pengumpulan data kuantitatif bergantung pada pengambilan sampel acak dan pengumpulan data secara terstruktur yang sesuai dengan kategori-kategori respon yang telah ditentukan sebelumnya. Pada pengumpulan data kuantitatif, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajuan adalah terstruktur, tetap, dan telah dibuat sebelum melakukan pengambilan data, sehingga tidak ada improvisasi pada pertanyaan yang akan dilakukan pada pengambilan data kuantitatif. Pada metode pengambilan data kuantitatif terdapat tiga metode utama, yaitu wawancara, kuesioner, dan observasi. Ketiga metode tersebut hampir sama dengan metode yang ada pada pengambilan data kualitatif, tetapi pendekatan yang dilakukan adalah berbeda. Studi literatur merupakan hal yang tidak bisa dilewatkan saat akan melakukan penelitian. Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan informasi dan membaca sumber referensi yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini akan membuat kita lebih mengerti tentang topik yang akan kita teliti. Selain itu, dengan studi literatur kita akan tahu arah penelitian yang sedang berkembang di dunia. Dalam studi literatur, tidak mungkin kita membaca semua jurnal yang berkaitan dengan penelitian kita. Jurnal yang berkaitan dengan penelitian kita bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan jurnal. Kalau membaca banyak jurnal yang berkaitan tentang penelitian kita, tentu saja wawasan kita akan bertambah.

APA SAJA KONTEN DALAM PENULISAN ARTIKEL ILMIAH ??

Artikel ilmiah memiliki beberapa bagian konten yang saling berkaitan dan merupakan sebuah urutan logis dalam penyampaian gagasan.

Sistematika Penulisan

Judul

Bagian awal dan posisi paling atas dari artikel ilmiah adalah judul. Judul adalah bagian artikel ilmiah yang pertama kali dibaca dan merupakan identitas yang mewakili isi dari suatu artikel ilmiah. Sebuah judul dapat memberikan kesan pertama bagi orang yang melihatnya. Apabila judul memberikan kesan baik maka orang akan tertarik untuk membaca dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, judul harus dibuat sedemikian rupa dengan menggunakan kata-kata yang tepat agar menarik minat pembaca.

Dalam memilih judul sebaiknya tidak terlalu panjang, sederhana, singkat, dan mudah dimengerti oleh orang lain yang ingin membacanya. Judul yang terlalu panjang akan menyebabkan sulit untuk diingat dan membuat pembaca kurang menangkap isi artikel ilmiah. Judul yang terlalu singkat tidak menggambarkan isi artikel ilmiah. Buatlah judul yang sesuai dengan isi, maksud tujuan, dan ruang lingkup artikel ilmiah. Pilihlah kata-kata yang tepat dan tidak ambigu atau bermakna ganda.

Identitas Penulis

Identitas merupakan salah satu bagian penting dari artikel ilmiah. Identitas dapat mengungkap siapa yang bertanggung jawab terhadap artikel ilmiah. Bila hanya satu orang yang menyusun artikel ilmiah, maka hanya ada satu nama yang dicantumkan. Sedangkan bila artikel ilmiah disusun secara berkolaborasi maka akan terdapat beberapa nama yang dicantumkan. Identitas sangat penting bagi peneliti atau penulis artikel ilmiah karena berkaitan dengan H index. H index merupakan pengukur produktivitas seseorang dalam menghasilkan artikel ilmiah yang telah dipublikasikan. Adakalanya, semakin banyak penulis yang terlibat dalam artikel ilmiah maka akan semakin berbobot isinya. Semakin berbobot artikel ilmiah dan dipublikasikan pada jurnal internasional, maka akan meningkatkan H-index penulis yang bersangkutan karena akan semakin banyak peneliti lain yang akan mensitasi artikel ilmiah yang telah kita tulis. H-index adalah pengukur produktivitas seseorang dalam menghasilkan artikel ilmiah yang telah dipublikasikan.

Identitas terdiri dari tiga bagian yaitu: nama, afiliasi, dan alamat email penulis. Letak identitas penulis persis di bawah judul artikel ilmiah. Nama penulis dicantumkan tanpa disertai gelar akademik dan dicetak tebal (bold) dengan spasi single di bawah judul. Jika nama penulis agak panjang maka nama yang boleh disingkat sebaiknya nama depan atau tengah. Nama bagian belakang penulis usahakan tetap utuh. Dalam mencantumkan nama penulis, penulis harus konsisten dalam penggunaannya, karena hal ini akan mempengaruhi key indeks performa yang dimiliki oleh Penulis tersebut pada suatu indexing jurnal seperti Scopus dan Google Scholar. Afiliasi atau institusi penulis adalah fakultas dan kampus/universitas/perguruan tinggi beserta alamatnya. Letaknya afiliasi/institusi sekitar satu spasi di bawah nama penulis. Sedangkan alamat email penulis terletak satu spasi di bawah afiliasi penulis. Untuk penulis yang terdiri lebih dari satu orang, maka alamat email yang dicantumkan cukup penulis pertama saja.

Abstrak

Abstrak berbeda dengan ringkasan, karena biasanya lebih pendek dari ringkasan. Abstrak biasanya terdiri dari satu paragraf dan berisi sekitar 200 sampai 300 kata seperti terlihat pada Gambar 3.3. Di dalam abstrak tidak boleh terdapat kutipan, singkatan, tabel, dan gambar. Abstrak merupakan tulisan singkat yang memberikan penjelasan lengkap mengenai isi artikel ilmiah. Pada jurnal nasional, abstrak ditulis dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sedangkan pada Jurnal Internasional, Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris. Abstrak berisi beberapa hal penting yang mewakili isi artikel ilmiah, yaitu:

1.      Masalah yang diteliti

2.      Metodologi yang digunakan

3.      Hasil penelitian

4.      Kesimpulan dan saran

Selain judul, abstrak merupakan bagian dari artikel ilmiah yang sering dibaca dan dapat ditelusuri oleh mereka yang suka mencari artikel ilmiah melalui media internet. Pada jurnal ilmiah online, bagian abstrak dan semua bagian lain dari artikel ilmiah dapat dibaca secara utuh. Akan tetapi, khusus pada jurnal ilmiah online berbayar hanya bagian abstrak beserta judul dan identitas penulis saja yang masih dapat dibaca dan di-download.

Kata Kunci/Keywords

Kata kunci merupakan beberapa kata-kata inti dari artikel ilmiah. Kata kunci (keywords) sebaiknya ditulis mengacu kepada istilah yang sesuai dengan topik pembahasan artikel ilmiah, sehingga dapat membantu pembaca untuk memahami isi artikel ilmiah. Kata kunci berupa kata tunggal (satu suku kata) atau istilah (gabungan beberapa suku kata). Untuk memilih kata kuci yang baik maka pilihlah kata-kata atau istilah yang sering disebutkan dan terdapat di dalam judul, abstrak maupun isi artikel ilmiah.

Pendahuluan (Introduction)

Pendahuluan merupakan bagian artikel ilmiah yang membawa pembaca atau orang lain untuk memahami permasalahan yang akan dibahas pada artikel ilmiah secara urut, jelas, dan terperinci. Pada bagian pendahuluan, penulis atau peneliti dapat mencantumkan kutipan atau sitasi cukup dengan menggunakan angka atau nama penulis sesuai dengan aturan sitasi yang digunakan. Hal-hal yang terdapat dalam pendahuluan antara lain ialah sebagai berikut:

1.      Masalah, Pada bagian ini diuraikan alasan pemilihan memilih judul artikel, alasan/argumentasi, dan mengenai hal yang membuat penulis/peneliti tertarik untuk membahas masalah tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan permasalahan yang akan menjadi fokus dalam artikel ilmiah tersebut. Agar penelitian fokus dan tidak menyebar kepada hal-hal yang dianggap tidak penting, maka penting juga untuk memberikan batasan permasalahan.

2.      Tujuan dan manfaat Penelitian, adalah Hal-hal yang diuraikan dalam tujuan penelitian sebaiknya berhubungan dengan judul dan untuk membuktikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian. Hal-hal yang dibahas dalam manfaat penelitian adalah mengenai hasil penelitian yang diharapkan dapat berguna bagi peneliti, objek penelitian, masyarakat, dan ilmu pengetahuan

3.      Hipotesis, merupakan bentuk pernyataan atau jawaban sementara peneliti dari permasalahan yang akan dibahas karena harus diuji atau dibuktikan kebenarannya. Hipotesis hanya terdapat pada artikel ilmiah yang menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Tinjauan Pustaka/Kajian Teori

Bagian ini berisi pembahasan tentang teori dan hasil penelitian yang berkaitan atau mendukung dalam penulisan artikel ilmiah. Teori dan hasil penelitian dapat berasal dari jurnal nasional maupun jurnal internasional yang sesuai dengan topik bahasan artikel. Hal ini bertujuan untuk bisa lebih meyakinkan pembaca agar semakin tertarik membaca hasil penelitian pada artikel ilmiah. Kajian teori yang digunakan biasanya merupakan penelitian terdahulu, kajian ilmiah topik tertentu yang dipublikasikan serta literatur cetak maupun elektornik yang sudah valid dan terindeks.

Metodologi

Metodologi penelitian adalah tata cara atau aturan yang digunakan untuk melaksanakan riset atau penelitian. Metodologi merupakan prosedur penelitian yang tersusun secara sistematis dan ilmiah, sehingga menjadi aturan yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian. Dalam artikel ilmiah, bagian metodologi berisi uraian bagaimana proses penelitian dilaksanakan secara singkat namun harus jelas. Sehingga, pembaca tidak merasa bosan atau jenuh membaca artikel ilmiah.

Hasil dan Pembahasan (Result and Discussion)

Hasil dan pembahasan merupakan bagian terpenting dalam artikel ilmiah. Hal ini disebabkan karena pada bagian ini dapat dilihat bagaimana kemampuan dan kualitas seorang peneliti dalam menganalisa data-data penelitian yang diperoleh sebelum diolah menjadi kesimpulan. Terdapat sebagian jurnal yang menginginkan agar bagian ini dibuat secara terpisah, ada juga yang meminta dibuat satu bagian, dan ada pula yang membebaskan dalam penyusunannya. Apabila bagian hasil (result) dan pembahasan (discussion) dipisah, maka pada bagian hasil (result) hanya menguraikan hasil penelitian saja baru kemudian pada bagian pembahasan (discussion) diuraikan tentang pembahasan analisa hasil penelitian. Sedangkan untuk bagian hasil dan pembahasan (result and discussion) disatukan maka penulis harus dapat menguraikan secara urut dan jelas agar mudah dipahami.

Sebelum menganalisa hasil penelitian, semua data yang diperoleh merupakan data mentah sehingga harus diproses terlebih dahulu. Penelitian yang menggunakan teknik pengumpulan data baik dengan observasi, wawancara, dan angket harus menyederhanakan data. Proses penyederhanaan data dapat dilakukan dengan mengelompokan dan menghitungnya sesuai dengan teknik analisa data yang tepat. Kemudian data-data tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik, gambar, atau tabel, serta dilengkapi dengan analisa data berupa uraian teks agar mudah dimengerti. Grafik digunakan untuk menjelaskan data yang cukup banyak dan agak rumit, sedangkan penggunaan tabel biasanya untuk data yang sedikit dan sederhana.

Dalam bagian ini, peneliti harus menggunakan cara berfikir yang sistematis agar dapat mendukung kesimpulan yang akan dibuat. Uraian hasil penelitian, dibuat dengan terstruktur, jelas, dan terarah agar tidak terjadi pengulangan kalimat atau pembahasan yang membuat pembaca bingung. Hasil penelitian dapat dibuat dengan kalimat deduktif atau induktif dan mengacu pada hipotesis penelitian. Pada artikel ilmiah yang ditulis dalam bahasa Inggris maka hasil penelitian dibuat dengan kalimat past tense (secara redaksi telah dilakukan).

Untuk jenis penelitian tinjauan pustaka atau studi literatur, maka peneliti harus dapat menganalisa data-data secara objektif, sistematis, komprehensif, dan faktual. Walaupun tidak menggunakan rumus matematika atau statistik, namun tetap dibutuhkan kemampuan untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. Peneliti juga dapat meminta bantuan rekan atau seseorang yang ahli untuk menyusun hasil penelitian.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah atau pertanyaan penelitian. Jumlah kesimpulan harus disesuaikan dengan jumlah rumusan masalah yang telah diuraikan pada bagian pendahuluan artikel ilmiah. Sehingga, pembaca akan lebih mudah memahami penjelasan dan uraian artikel ilmiah.

Pada dasarnya, kesimpulan berisi ringkasan dari artikel yang telah diuraikan pada bagian hasil atau pembahasan. Sehingga, bagian kesimpulan harus ditulis secara ringkas dan jelas. Namun, bentuk uraian dideskripsikan dalam bentuk kalimat-kalimat dan bukan angka-angka, grafik, dan tabel seperti pada bagian hasil. Hal lainnya yang juga perlu diuraikan dalam artikel ilmiah adalah saran. Saran dibuat berdasarkan isi yang diuraikan pada bagian hasil dan analisis serta sejalan dengan kesimpulan. Bagian saran biasanya berisi rekomendasi untuk penelitian-penelitian selanjutnya atau rekomendasi untuk pihak lain yang berkepentingan dengan hasil penelitian.

Penghargaan (Acknowledgment)

Penulis dan peneliti yang baik akan selalu menghargai siapa saja yang telah memberikan bantuan dalam penelitian. Bentuk penghargaan tersebut disampaikan pada bagian penghargaan. Penghargaan atau acknowledgment adalah suatu bentuk ucapan terima kasih kepada perorangan atau institusi yang telah memberikan bantuan terhadap pelaksanaan penelitian dan penyusunan artikel ilmiah. Selain sebagai bentuk apresiasi, penghargaan merupakan bentuk pertanggungjawaban peneliti atas bantuan yang diterima. Bentuk bantuan meliputi moril dan materil seperti saran-saran, pemeriksaan tata bahasa (khususnya artikel ilmiah berbahasa Inggris), membantu proses pengumpulan dan analisa data, dana penelitian, sarana penunjang penelitian dan lain-lain.

Pada penulisan artikel ilmiah, bagian penghargaan (acknowledgment) tidak harus selalu dicantumkan. Penulisan bagian ini didasarkan pada seberapa pentingnya bantuan yang diberikan. Semakin penting dan berharga suatu bantuan maka akan mendapat prioritas untuk dicantumkan. Bentuk bantuan yang biasanya dicantumkan pada bagian penghargaan adalah dana hibah penelitian (research grant),

Dengan mencantumkan penghargaan pada artikel ilmiah maka akan memberikan keuntungan. Bagi peneliti, mencantumkan bagian penghargaan akan memudahkan apabila ingin mendapat bantuan selanjutnya di masa yang akan datang. Sedangkan bagi pemberi bantuan, dengan pencantuman nama atau instansinya akan mendapatkan kebanggan karena telah ikut berpartisipasi dalam penelitian dan senang karena bantuan mereka bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Apabila kita mendapat bantuan dana penelitian (research grant), maka tulislah nama institusi dan nomor kontrak perjanjiannya. Uraian pada bagian penghargaan ditulis dengan bahasa formal tapi tidak berlebihan. Setelah itu, jangan lupa untuk mengkonfirmasi kepada yang bersangkutan bahwa namanya dicantumkan dalam bagian penghargaan artikel ilmiah.

Referensi

Referensi adalah bagian yang berisi sumber rujukan atau sumber acuan yang dipakai penulis untuk mengutip literatur sebagai bahan artikel ilmiah. Hal ini sangat bermanfaat dalam penyusunan artikel ilmiah untuk menghindari plagiarisme atau dianggap plagiat. Semua sumber yang disitasi harus dicantumkan pada bagian referensi dan begitu pula sebaliknya.

MENGAPA ARTIKEL ILMIAH PERLU UNTUK DIPUBLIKASIKAN ??

Suatu penelitian belum dapat dikatakan sempurna sebelum dipublikasikan. Tanpa dilakukan publikasi, hasil penelitian tidak akan diketahui orang lain. Ide atau pemikiran selamanya hanya akan berdiam disudut otak kita jika tidak kita utarakan. Penelitian akan menjadi sia-sia karena khalayak tidak akan dapat mengambil manfaat dari penelitian tersebut. Dengan mengutarakan pikiran, maka ide tak hanya menjadi ide. Ide dapat berubah menjadi suatu karya ataupun inspirasi bagi datangnya ide lain yang lebih kreatif dan bermanfaat untuk pencetus ide maupun bagi orang-orang yang mendengar ide tersebut.

Artikel ilmiah dan penelitian, memang merupakan dua hal yang erat kaitannya satu sama lain. Terlepas dari prioritas para ilmuwan yang meneliti karena ingin menghasilkan artikel ilmiah sebagai output dari penelitian yang dilakukannya. Penelitian maupun artikel ilmiah dikatakan berkualitas jika bermanfaat bagi khalayak, memberikan kontribusi bagi dunia ilmiah, dan yang pasti adalah orisinal. Orisinalitas sangat penting karena penelitian dilakukan terhadap hal yang belum pernah diamati atau ditemukan dan dianalisa secara mendalam.

Menentukan Media Publikasi

Menentukan target jurnal adalah pekerjaan yang terlihat ringan namun sejatinya tugas inilah yang akan menjadi awal penentu kelangsungan publikasi artikel ilmiah. Ketepatan dalam memasang targetpun menjadi hal yang sangat penting. Jangan sampai artikel ilmiah gagal dipublikasikan hanya karena target yang terlalu tinggi atau hanya karena topik artikel ilmiah yang tidak sesuai dengan cakupan topik jurnal.

Terdapat banyak jurnal di dunia ini, namun tidak semua jurnal adalah jurnal ilmiah. Penggolongan jenis-jenis jurnal ini tercakup ke dalam suatu struktur yang dikenal dengan hirarki jurnal Publikasi. Jurnal dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

·         Popular

Jurnal populer merupakan jurnal berkala yang mengandung artikel-artikel bertema umum, biasanya tanpa mencantumkan referensi maupun daftar pustaka. Contoh: Majalah Time, People, dan lain-lain.

·         Trade

Jurnal dagang/industri meliputi trend pada industri, praktek dan opini-opini seputar sektor bisnis dan dunia perdagangan. Contoh: Logistic Today, Commercial Carrier Journal.

·         Scholarly/Academic

Jurnal akademik merupakan jurnal berkala yang berisi artikel-artikel hasil penelitian maupun observasi yang ditulis dengan terperinci dengan analisa mendalam oleh sivitas akademika. Pembacanya terbatas pada bidang terkait saja dan biasanya disertai dengan catatan kaki dan/atau daftar pustaka. Contoh: Journal od Archaelogical Science, dan lain-lain.

·         Refereed/Peer-reviewed

Jurnal yang menerbitkan artikel-artikel yang sudah ditelaah dan disunting oleh serangkaian proses reviewing yang dilakukan oleh para pakar di bidangnya. Artikel inilah yang menjadi fokus. Contoh: Nature, Journal of Materials Processing Technology, American Journal of Sociology, dan lain-lain.

Kehati-hatian perlu ditingkatkan dalam memilih jurnal dan penerbit untuk mempublikasikan artikel ilmiah. Penulis harus menelusuri asal usul suatu jurnal dan penerbit dari jurnal untuk terhindar dari jurnal atau penerbit predator. Apakah itu jurnal atau penerbit predator? Predatory journal atau jurnal predator atau biasa juga dikenal dengan istilah open- access publisher adalah jurnal atau penerbit yang secara tidak profesional mengambil keuntungan dari artikel-artikel ilmiah yang diunggah kepadanya.

Berdasarkan cakupan wilayahnya, jurnal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jurnal nasional dan jurnal internasional. Dalam menentukan jurnal target, penulis harus mempertimbangkan jenis jurnal tersebut, nasional maupun internasional.

Jurnal Nasional

Di Indonesia perkembangan jurnal nasional menunjukkan angka yang sangat tinggi. Menjelang akhir tahun 2009 tercatat terdapat sekitar 2100 jurnal berkategori ilmiah. Jurnal- jurnal ini tidak semuanya terakreditasi, hanya sekitar 245 jurnal yang telah terakreditasi oleh DIKTI (PDII-LIPI, 2009) dan 135 jurnal yang terakreditasi oleh LIPI (PDII-LIPI, 2009). Meskipun perkembangannya tidak sebesar jurnal internasional, namun angka-angka di atas menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Pada jurnal ilmiah nasional terdapat kriteria-kriteria tertentu yang mana dapat ditelusuri sehingga penulis tidak salah menentukan jurnal yang ingin dituju.

1.      Memiliki International Standard of Serial Number (ISSN). Setiap jurnal ilmiah nasional harus mempunyai ISSN sebagai tanda bahwa jurnal tersebut telah terdaftar. ISSN adalah Serial Number yang diberikan oleh ISSD (International Standard Data System) yang bertempat di Paris, Prancis.

2.      Menampung hasil-hasil penelitian ilmiah maupun konsep ilmiah dalam bidang tertentu. Kriteria ini menunjukan bahwa setiap jurnal hanya fokus pada suatu bidang tertentu. Pada bidang tersebut dapat diajukan peneitian maupun konsep ilmiah yang sesuai dengan bidang yang ditawarkan.

3.      Ditujukan kepada yang memiliki disiplin keilmuan yang relevan. Jurnal ilmiah nasional ditujukan pada peneliti yang mempunyai disiplin ilmu relevan terhadap bidang yang ditawarkan oleh jurnal tersebut.

4.      Substansi satu masalah dalam satu bidang ilmu. Jurnal ilmiah harus fokus mengenai suatu masalah, dalam bidang keilmuan tertentu.

5.      Memenuhi kaidah penulisan ilmiah yang utuh. Tata cara penulisan jurnal ilmiah yang digunakan pada suatu jurnal ilmiah nasional harus memenuhi kaidah penulisan ilmiah yang utuh yaitu: rumusan masalah, pemecahan masalah, dasar teori, kesimpulan, dan daftar pustaka.

6.      Diterbitkan oleh Badan Ilmiah/Organisasi/Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya. Jurnal ilmiah nasional harus diterbitkan oleh penerbit yang terpercaya seperti: Badan Ilmiah, Organisasi, dan Perguruan tinggi. Apabila tidak diterbitkan oleh penerbit yang terpercaya ada kemunginan jurnal tersebut tidak valid.

7.      Memakai Bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris dengan abstrak dalam bahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan pada penulisan jurnal nasional dapat menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Akan tetapi, pada abstrak harus disertakan abstrak dengan bahasa Indonesia. Sebagai contoh, dalam jurnal JIKI Fasilkom UI, bahasa yang digunakan pada jurnal keseluruhan adalah bahasa Inggris, tapi pada abstrak terdapat abstrak berbahasa Inggris dan abstrak berbahasa Indonesia.

8.      Memiliki Dewan Redaksi yang terdiri dari para ahli di bidangnya. Sebelum diterbitkan, artikel ilmiah harus di-review terlebih dahulu. Untuk melakukan review dibutuhkan ahli-ahli yang fokus di bidang yang bersangkutan. Oleh karena itu, diperlukan dewan redaksi (reviewer) yang ahli sehingga kualitas dari jurnal yang akan dipublikasikan akan tetap terjaga.

9.      Diedarkan secara Nasional. Kriteria yang terakhir adalah peredaran jurnal secara nasional. Jurnal ilmiah nasional harus diedarkan, akan tetapi peredarannya hanya mencakup dalam negeri saja, tidak sampai ke luar negeri.

Jurnal Internasional

Jurnal internasional yang ada sangat banyak, terdiri dari berbagai fokus dan peringkat. Walaupun banyak jurnal-jurnal internasional yang ada, namun banyak yang tidak diakui. Jurnal-jurnal tersebut sebaiknya dihindari karena tidak memenuhi kriteria yang disyaratkan. Berikut adalah kriteria-kriteria yang harus dimiliki oleh jurnal internasional berdasarkan DIKTI.

1.      Jurnal memiliki ISSN. Sama seperi jurnal nasional, jurnal internasional juga harus mempunyai ISSN, sehingga jurnal tersebut memang ada dan benar-benar terdaftar di lembaga internasional.

2.      Jurnal memiliki Digital Object Identifier (DOI). DOI adalah alat digital yang digunakan untuk mengidentidfikasi secara unik, misalnya dokumen.

3.      Jurnal memiliki indeks yang dapat ditelusuri keabsahannya. Jurnal internasional harus terindeks pada salah satu lembaga pengindeks jurnal seperti: Thomson and Router dan Scopus.

4.      Jurnal memiliki catatan sitasi yang dapat ditelusuri keabsahannya. Jurnal internasional harus menyediakan informasi dari sitasi-sitasi yang pernah dilakukan terhadap artikel ilmiah yang ada pada jurnal internasional, dimana informasi-informasi tersebut harus bisa ditelusuri keabsahannya.

5.      Jurnal diterbitkan oleh penerbit ternama di level internasional. Penerbit dari jurnal internasional haruslah diakui secara internasional.

6.      Jurnal diterbikan oleh editor ternama dibidangnya. Editor dari jurnal internasional juga harus yang kompeten di bidangnya masing- masing.

7.      Jurnal diterbitkan setelah melalui proses review oleh reviewer ternama di bidangnya. Apabila jurnal tidak melalui proses review, sudah bisa dipastikan jurnal tersebut adalah jurnal predator yang harus dihindari. Selain itu, reviewer dari jurnal internasional haruslah reviewer yang kompeten di bidangnya, sehingga kualitas dari jurnal dapat dipertanggungjawabkan.

8.      Tercatat di Perpustakaan Nasional Indonesia atau Perpustakaan Internasional lainnya. Artikel ditulis dalam bahasa Inggris, bahasa resmi PBB, atau bahasa internasional utama lainnya.

9.      Jurnal bukan jurnal bunga rampai, atau dengan kata lain jurnal tersebut spesifik di bidangnya. Serupa dengan jurnal nasional, bidang yang disediakan pada jurnal internasional haruslah spesifik.

10. Dapat ditelusuri secara online. Dewasa ini penggunaan Internet sudah sangat marak, sehingga untuk jurnal internasional, keberadaannya harus dapat ditelusuri secara online.

Apabila penulis ingin mengirimkan hasil penelitian ke jurnal, sudah barang tentu harus memperkirakan kualitas dari artikel ilmiah dan peringkat/kualitas dari jurnal target publikasi. Jika kualitas/peringkat dari jurnal target publikasi sangat tinggi dan kualitas dari penelitian tidak terlalu baik, sudah pasti artikel ilmiah akan ditolak. Sebaliknya, apabila jurnal publikasi yang dituju mempunyai peringkat yang rendah, sementara artikel ilmiah mempunyai kualitas yang baik, itu akan menjadi sangat disayangkan karena sama saja seperti membeli sesuatu barang kurang berkualitas dengan harga yang tinggi. Oleh karena itu, setiap penulis harus berhati-hati dalam menentukan jurnal target publikasi dari segi peringkat.


Oleh: Magistyo Purboyo Priambodo, S.E., M.E.

 


0 Response to "Panduan Artikel dan Publikasi Ilmiah"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel