Filosofi Deadline

 


DEADLINE dan target adalah dua suku kata yang membentuk etos dalam bekerja. Baik sadar, maupun secara  tidak sadar ini yang puluhan tahun memberi warna dalam setiap rentak perjalanan karerku di dunia jurnalistik.

Pelarian sempat mulai dilakukan dari dua suku kata ini. Dan aku berharap dengan dunia akademik yang menjadi dunia baru pilihan bagiku sekarang  dengan usia tidak muda lagi. Aku tidak terbebani dengan target dan deadline.

Lagi-lagi, aku tidak bisa lari dengan keduanya sebagai bagian dari realitas komunikasi ilahiah buat memotivasi dan memacu diri untuk terus melangkah. Baik buat sebuah kemajuan, pengabdian, ibadah dari keberkahan umur dan terus berkarya, berinovasi dan membangun kreativitas.

Walaupun semua sadar, tanpa target maka hampa aktivitas dari inovaai dan kreativitas. Dan tanpa deadline, maka tidak ada pergerakan waktu menjadi batas buat bergerak. Selama ini yang aku pahami deadline itulah memacu tingkat stres luar biasa. Saat kapan? Saat semua proses tidak berjalan sesuai arahan, perintah tak dilaksanakan, jalur, target dan SOP. Hasilnya,  mulai dari berita tak layak naik, kalaupun naik bermasalah pada ujung-ujungnya disomasi atau besok paginya orang ramai demo diredaksi atau paling minimal ajak jumpa untuk konfirmasi dan minta dimuatkan berita balasan. Itulah bagian dari cerita saat diberi amanah menjadi pemimpin redaksi. Tapi berbekal proses di media berawal dari bawah dan menyelaminya dengan baik sebagai ruh dari perjalanan kehidupan yaitu jadi reporter, asisten redaktur, redaktur, koordinator liputan, wakil pemimpin redaksi dan pemimpin redaksi. 

Dan ketemu dengan orang-orang hebat di jurnalitik yang menjadi sosok guru yaitu Mafrion, Sopyan Syamsir, Edy Yatim, Edy RM, Norham, Yurmalis Khatib, Chandra Ibrahim, Abu Bakar, Kasdi, Arianto Hady, Raja Isyam Azwar, Zulamsyah, Hendrizal Ruslan, Nazir Fahmi dan yang lainnya adalah bagian dari catatan terindah.  Belum lagi bisa belajar langsung dengan orang tua/bapak/bos yaitu Rida K Liamsi, Raja Hasan Yunus yang merela menunggu tulisannya berjam dan kemudian dipelajari dan belajar cari menulisnya. Itulah guru terbaik.

Demikian juga dengan target berita, oplah, omset pendapatan hingga pengembangan. Serta inovasi dari kreativitas isi investigasi penulisan berita yang renyah, bertutur, beralur dan berbicara sehingga membawa pembaca pada apa yang terjadi sebenar.

Rupanya, dua kalimat yang membentuk diriKu ini tak dapat dihindari di dunia Akademik. Mulai dari jabatan diamanahkan sebagai ketua Lembaga Penjamin Mutu (LPM) maka target dan deadlinenya adalah akreditasi prodi dan institusi.  Demikian juga di jurnal, maka target 2023 dan 2024 sudah ada jurnal kita terakreditasi Sinta. Tak kalah seru juga di Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) maka target dan deadline adalah.penambahan dan peningkatan. Termasuk di pengembangan Tafidu Media, dengan pola beriring yaitu kaderisasi, pengembangan,  wawasan dan profesionalisme. MOGA BAROKAH Aja, berbagi dan ilmu bermanfaat. ***

Penulis: Dawami S.Sos, M.I.Kom, Dosen IAITF Dumai, Jurnalis Senior Wartawan Utama, Pegiat Pojok Literasi Tafidu.


0 Response to "Filosofi Deadline"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel