M.I.Kom dalam Sebuah Proses Kehidupan Akademis
PROSES yang baik, tentulah menghasilkan sesuatu yang baik pula. Walau kata orang bijak, akhir yang baik dan sempurna adalah lebih baik dari awal yang baik tapi tak sampai diakhirnya.
Diawal. melangkah niat untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana di tahun akhir 2019. Adalah menjadi dari banyak awal dan niat yang selama ini belum terwujud.
Melangkah dengan zikir bismilah dan berjalan dalam tak lepas dari bershalawat membuat semua berjalan dengan lancar, barokah dan selalu diberi jalan keluar. Yakin usaha sampai, juga menjadi dasar penyerta dalam setiap bergerak hingga sampai diakhirnya.
Kini tepatnya, pukul 12.40 WIb, Rabu 30 Juni.2021, melalui sidang tesis pascasarjana Ilmu Komunikasi FISIP UNRI dengan ketua tim penguji Prof Madya DR Belli Nasution MA, Prof Madya DR Welly Wirman M.Si, Prof Madya DR Muhammad Firdaus M.Si, Prof Madya DR Suayanto M.Sc dan Prof Madya DR Muchid S.Sos M.Phil lebih kurang 2 jam dalam masa pengujian hasil penelitian maka nilai sangat memuaskan pun tersandang (A) maka resmi sudah menyandang gelar DAWAMI S.SOS. M.I.KOM.
Rasa haru
dan suka cita sempat juga singgah, ketika akhir sidang diberi kesempatan memberikan ucapan. Terbayang kehadiran kedua orang tua ( H Busri dan Hj Rubiah dan mertua (Tengku Hasan Basri dan Hj Hamidah), kehadiran kakakku tertua Hj Zainab bin Busri yang selalu tetap optimis dengan hidup dan selalu memberi motivasi kepada adik bungsunya. Hanya Alfatiha dan doa selalu teriring untuk mereka.
“Jangan mundur dan teruslah melangkah. Sholat dan sedekah jangan tinggal,” itulah kalimat selalu diucapkannya. Baik melalui telp maupun kalau ketemu saat pulang kampung di Bukit Batu Suaranya akan selalu didengar 3 atau empat hari sekali , ya biasalah. Omelannya, tentunya diiyakan saja. Itulah kak KU. Dia pergi untuk selamanya, saat memasuki semister 3 dan kabar kepergiannya diterima saat pulang kuliah menuju Dumai di Duri sekitar pukul 20.30 WIb
Hal yang sama atas kepergian suami kakakKU tertua, H Habib bin Muhammad Husin, Selasa (29/6 2021) pukul 03.00 WIB saat satu hari persiapan besoknya akan ujian sidang tesis. Waktu pulang ke Bukit Batu menghadiri prosesi pemakaman abang iparKU, aku gunakan untuk berziarah dan kembali berbicara dengannya, sebagai mana biasa aku lakukan saat ia masih hidup. Dan bisanya, kalau sudah nelpon atau ketemu dengannya maka semangat baru kembali muncul dalam diriKu.Tentu sebelumnya, ziarah ke makam Mak, Hj Rubiah binti Sarip adalah hal utama. Sebab disinilah titik kekuatan ilahiyah dan sumber kehidupan ku hari ini. Tiada keberkahan hakiki, selain ridho dari kedua orang tua dan ridho mak.
Buat abangKu H Muzaid dan Kakak IparKu Hj Saniah di Melaka moga sehat selalu dan buat kakakKu Hj Rusmini, Kodariah, Sukarni, Suwarni, Mashudi, Marliah dan Syarifah Aini barokah selalu diusia tak.muda lagi, semoga keberkahan menyertai kita semua.. Buat keponaanKU Harianto, Ruziana dan semuanya yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Tentu ucapan yang istimewa adalah buat Istri tercinta, Tengku Nurhasimi S.Pd dan kedua anakKU, Muhammad Nabil Dawami dan Muhammad Dinejad Dawami. Selalu sabar dan memberi inspirasi, motivasi dan kekuatan buat ayah untuk selalu melangkah dan melangkah, mengapai satu persatu mimpi diusia yang tidak muda lagi. Semoga raihan ini juga membuat motivasi anakKU untuk terus dan terus belajar sesuai bidang minatnya masing-masing.
Buat rekan-rekan dan dosen di Institut Agama Islam Tafaqquh Fidin (IAITF) Dumai, terutama buat Ketua Yayasan dan AbangKu, DR HM Rizal Akbar S.Si M.Phil yang selalu mendorong untuk meneruskan studi dan doa dari pak Rektor DR Ahmad Ro”zai Akbar S.Ag MH. Barokah buat keduanya, moga IAITF makin jaya mencetak sang pemimpin yang intelektual dan ulama. Buat rekanKu Genta Mukarram, adikKu Iwan Iswandi, PWI Kota Dumai, anak-anakKu di Lingkar Literasi Tafidu, Tafidu TV, Jurnal, Tafidu Media Grup dengan satu semboyan salud dan solid. ***
Tjplsdm, 20.00 wib/1/7/21.
0 Response to "M.I.Kom dalam Sebuah Proses Kehidupan Akademis"
Posting Komentar